Written by: Dr.Dianova Anwar
www.dianovaanwar.blogspot.com
Tradisi saling memberi bukaan puasa dahulu sangat begitu terasa di bulan
Ramadhan, dimana sesama tetangga saling bertukar menu hidangan berbuka.Biasanya
diantar menjelang waktu berbuka atau maghrib tiba.Dengan demikian bukan hanya
saling mendapat pahala dari menyediakan hidangan bukaan puasa namun juga
menambah erat tali silaturrahmi antar tetangga.Tapi itu dulu….lalu bagaimana
dengan fenomena saling mengantar bukaan puasa ini pada saat sekarang?
Pada
masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan atau pinggiran kota mungkin tradisi
ini masih bisa didapati, akan tetapi di daerah perkotaan orang-orang sudah
lebih memprioritaskan untuk mengadakan buka puasa bersama baikdengan kolega,
kerabat maupun dengan mengundang anak yatim atau fakir miskin ke rumah atau
langsung diantarkan kepada mereka. Ini juga baik, judulnya masih menyediakan
bukaan puasa, namun hanya sebatas itu tidak ada follow up nya lagi, khususnya buka
puasa dengan mengundang anak yatim atau fakir miskin.
Apa yang
penulis maksudkan adalah bila moment berbagi bukaan kepada yatamaa' dan fuqoraa'
hanya sehari dalam setahun, maka saling mengantar bukaan kepada tetangga dapat
berlangsung sebulan penuh di bulan Ramadhan dan berlanjut dengan makin eratnya
tali silaturrahmi bertetangga di luar bulan Ramadhan.Maka untuk menjembati dan
mendapati kedua hal ini sekaligus- memuliakan anak yatim, fakir miskin dan juga
berbuat baik kepada tetangga-sebagian orang juga mengantar bukaan puasa kepada
tetangga di saat mengundang yatim atau fuqoraa berbuka puasa di rumah.Hanya
saja waktunya sudah tentu hanya sekali bukan saban hari.
Kebiasaan
mengirim bukaan puasa ini bukan hanya didapati di Indonesia namun juga penulis
dapati di India, di komunitas Muslim.Di Sudan sendiri tidak perlu ada acara
antar mengantar sebab setiap hari orang-orang Sudan terutama yang berada di
pinggiran kota dan pedesaan menggelar buka bersama di pinggir jalan.Di Saudi
ini sendiri bila diundang untuk buka bersama maka itulah momentnya, itupun hanya
sebatas berbuka tidak sekalian makan makanan berat seperti undangan buka puasa bersama di Indonesia.Bila
berbuka puasa di mesjid itu sudah biasa, karena di Indonesia pun begitu juga.
Salah satu
hadits yang menyebutkan keutamaan orang yang memberi bukaan puasa berbunyi, “Dari
Zaid bin Khalid al Juhani r.a dari Nabi Saw, ia bersabda, “Siapa yang memberi
makan berbuka bagi orang yang berpuasa
niscaya untuknya seperti pahala orang yang diberinya, tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa (yang diberi makanan berbuka) sedikitpun” (HR.Tarmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar