Kamis, 25 April 2013

Kultum: Hasad, Menyia-nyiakan Segala Kebaikan


www.dianovaanwar.blogspot.com Hasad atau dengki merupakan suatu sifat tercela yang menginginkan hilangnya ni’mat yang telah diberikan oleh Allah kepada seseorang,baik ni’mat agama maupun ni’mat dunia.      
 
Hasad dalam ni’mat agama merupakan ni’mat iman dan Islam yang ada dalam diri seorang Mukmin atau Muslim.“Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka,setelah kebenaran jelas bagi mereka.Maka maafkanlah mereka dan berlapang dadalah, sampai Allah memberikan perintahNya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS.2:109).    “Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah Allah berikan kepadanya?Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Himah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar”.Maka diantara mereka (yang dengki itu), ada yang beriman kepadanya dan ada pula yang menghalangi (manusia beriman) kepadanya.Cukuplah (bagi mereka) neraka Jahanam yang menyala-nyala apinya” (QS.4:54-55).
 
Sedangkan timbulnya hasad akan ni’mat dunia dilatarbelakangi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:
-Kurang bersyukur; orang yang kurang bersyukur atas ni’mat yang diberikan oleh Allah kepada dirinya, akan melihat “rumput tetangga lebih hijau” daripada rumput dipekarangan rumahnya sendiri.Ia mengukur segalanya dari sisi materi atau harta benda, tidak terpikir olehnya kesehatan yang telah diberikan oleh Allah kepada dirinya atau umur yang dipanjangkan oleh Allah,sehingga ia dapat lebih banyak lagi beramal.Bila orang semacam ini melihat segala sesuatunya berdasarkan materi atau cinta kehidupan dunia terlalu berlebihan, ia tidak akan pernah merasakan cukup.
 
-Sifat sombong dari orang yang diberi oleh Allah ni’mat. Orang yang diberi ni’mat oleh dalam bentuk apapun itu, seperti harta benda yang berlimpah, kedudukan yang tinggi atau keturunan yang banyak hendaknya menyadari bahwa semuanya adalah titipan atau amanah dari Allah yang kelak akan dipertanggung jawabkan dihadapanNya.Sikap sombong inilah yang memicu kedengkian sebagian orang yang bernasib tidak sama.
 
-Faktor ekonomi; jurang yang begitu dalam antara si miskin dan si kaya, plus gaya hidup si kaya yang terlalu berlebih-lebihan,juga menjadi salah satu faktor munculnya rasa dengki atau iri.    Dalam satu hadits shahih disebutkan,Dari Abu Hurairah r.a, bahwa Nabi Saw bersabda: ”Hindarilah iri dan dengki karena sesungguhnya sifat dengki memakan kebaikan seperti api membakar kayu bakar (Atau beliau bersabda :rumput kering)”. (HR.Abu Daud).Dari hadits dapat disimpulkan, bahwa kebaikan yang dilakukan oleh seorang Muslim akan menjadi sia-sia bila dalam dirinya terdapat sifat hasad.     
 
Di hadits lain, yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata,”ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah Saw, tiba-tiba beliau bersabda:”Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki Penghuni surga”.Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal. Keesokan harinya lagi Nabi Saw bersabda:”Akan lewat dihadapan kalian seorang lelaki penghuni surga!Tidak lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya sedangkan tangan kirinya menenteng sandal”.Begitu pula pada hari ketiga Rasulullah bersabda,"Akan lewat dihadapan kalian seorang lelaki penghuni surga!! Tidak lama kemudian,seperti hari sebelumnya, lelaki Anshar yang sama masuk dalam keadaan yang serupa sebagaimana hari-hari sebelumnya, dengan bekas air wudhu yang masih membasahi jenggotnya sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.Kemudian Rasulullah bangkit dari tempat duduknya, sementara itu Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash mengikuti lelaki itu, ia berkata kepada lelaki tsb,”Aku sedang punya masalah dengan orangtuaku,aku berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari, jika engkau mengizinkan,maka aku akan menginap dirumahmu untuk memenuhi sumpahku itu”.Lelaki itu menjawab,”Silahkan!”.      
 
Anas berkata bahwa setelah tiga hari tiga malam Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash menginap di rumah lelaki tsb, ia tidak pernah mendapatinya sedang sholat qiyamul-lail,hanya saja setiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir hingga menjelang subuh, kemudian mengambil air wudhu. Abdullah juga mengatakan,”saya tidak mendengar ia berbicara,kecuali yang baik”.    Setelah menginap tiga malam,saat Abdullah hampir saja mengaggap remeh amalnya,ia berkata, ”Wahai hamba Allah,sesungguhnya aku sedang tidak bermasalah dengan orangtuaku, hanya saja aku mendengar dari Rasulullah selama tiga hari berturut-turut didalam suatu majelis beliau bersabda,”akan lewat dihadapan kalian seorang lelaki penghuni surga”.Selesai beliau bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau”.Terang saja saya ingin menginap dirumahmu ini,untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan,sehingga aku dapat mengikuti amalanmu.Sejujurnya aku tidak melihatmu melakukan amalan yang berpahala besar.Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?”     
 
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab,”Sebagaimana yang kamu lihat,aku tidak mengerjakan amalan apa-apa,hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap keni’matan yang diberikan Allah kepadanya”.   
 
Oleh karenanya,kita berlindung kepada Allah dari kedengkian orang lain kepada diri kita.Diantara surah dalam Al-Qur’an yang hendaknya kita baca sebelum tidur adalah surah al-Falaq yang pada ayat terakhir memiliki makna,”dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki” (QS.113: 5). Selain senantiasa bersyukur atas ni’mat yang Allah berikan kepada kita,kita juga memohon kepada Allah agar kita tidak hasad terhadap ni’mat yang ada pada diri orang lain, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.Ya Tuhan kami,sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”(QS.59:11).
 
 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar