Written By: Dr.Dianova Anwar
www.dianovaanwar.blogspot.com Manusia tidak luput dari dosa,salah dan khilaf.Manusia juga tidak
lepas dari sifatnya yang pelupa,sehingga manusia juga disebut insan,yang berasal
dari bahasa Arab:nasiya,yang
berarti lupa.Untuk menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah
diperbuat,apalagi bila jenis dosa besar,maka seorang Muslim hendaknya segera
bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya,semurni-murninya,”Hai orang-orang
yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya,mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai” (QS.66:8).Taubat
yang semurni-murninya atau yang disebut dengan taubat nasuha
hendaknya dilakoni oleh orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh dan sepenuh
hati.Ia harus meninggalkan perbuatan maksiat yang diperbuatnya,
menyesalinya,serta bertekad tidak akan mengulanginya lagi selama-lamanya.
Selain daripada itu,hari-harinya hendaknya
diisi bukan hanya dengan ibadah dan memperbaiki diri, ”Kecuali orang-orang yang
taubat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dengan tulus
ikhlas (menjalankan)agama mereka karena Allah (QS.4:146),namun juga diiringi
dengan berbuat berbagai amal sholeh atau kebaikan yang insya Allah akan
menutupi kesalahan-kesalahannya, ”Maka adapun orang yang bertaubat dan
beriman,serta mengerjakan kebaikan,maka mudah-mudahan dia termasuk orang yang
beruntung” (QS.28:67).Adanya kata ‘Asaa pada
QS.66:8 dan QS.28:67 yang berarti mudah-mudahan,membuat kita ‘harap-harap
cemas’ adakah Allah akan menerima taubat dan mengampuni dosa serta kesalahan
kita.Inilah yang membuat kita tetap bersungguh-sungguh untuk bertaubat dengan
menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru.”Setelah itu Allah menerima
taubat orang yang Dia kehendaki.Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS.9:27).
Meskipun Allah menyebutkan
berulang-ulang dalam Al-Qur’an bahwa Ia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang,namun bila seorang Muslim bertaubat tidak dengan sepenuh hati, maka
bagaimana Allah akan mengampuni dosa-dosa dan
kesalahan-kesalahannya? Perubahan dalam ibadah yang merupakan cerminan iman
serta perbuatan baik dalam berinteraksi antara sesama manusia akan menjadi
‘tambal’ bagi dosa dan kesalahannya di masa lampau.Rahmat Allah bukan hanya
berbentuk rezqi kepada setiap makhlukNya, atau memasukkan hamba-Nya ke dalam
surga;akan tetapi ampunan Allah juga merupakan salah satu bentuk dari limpahan
rahmatNya,yang juga kelak,insya Allah, akan mengantarkannya ke surga.Adanya
ayat-ayat Al-Qur’an yang mengulang-ulang bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang,Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang, menunjukkan
bahwasanya Allah tetap dan senantiasa memberi kesempatan kepada manusia untuk
bertaubat dan kembali kepada jalan yang diridhoiNya,selama nafas masih belum
berada ditenggorokan (sakratul maut).Inilah yang terjadi pada Fir’aun ketika ia
hampir tengelam,dia berkata,”Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan
yang dipercayai oleh Bani Israil,dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah
diri)” (QS.10:90),namun sayang taubatnya sudah tidak diterima lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar