Sabtu, 27 April 2013

Kultum: Taubat,Bersegera Sebelum Terlambat

Written By: Dr.Dianova Anwar
 
www.dianovaanwar.blogspot.com Manusia tidak luput dari dosa,salah dan khilaf.Manusia juga tidak lepas dari sifatnya yang pelupa,sehingga manusia juga disebut insan,yang berasal dari bahasa Arab:nasiya,yang berarti lupa.Untuk menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat,apalagi bila jenis dosa besar,maka seorang Muslim hendaknya segera bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya,semurni-murninya,”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya,mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai” (QS.66:8).Taubat yang semurni-murninya atau yang disebut dengan taubat nasuha hendaknya dilakoni oleh orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.Ia harus meninggalkan perbuatan maksiat yang diperbuatnya, menyesalinya,serta bertekad tidak akan mengulanginya lagi selama-lamanya.   
 
Selain daripada itu,hari-harinya hendaknya diisi bukan hanya dengan ibadah dan memperbaiki diri, ”Kecuali orang-orang yang taubat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dengan tulus ikhlas (menjalankan)agama mereka karena Allah (QS.4:146),namun juga diiringi dengan berbuat berbagai amal sholeh atau kebaikan yang insya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya, ”Maka adapun orang yang bertaubat dan beriman,serta mengerjakan kebaikan,maka mudah-mudahan dia termasuk orang yang beruntung” (QS.28:67).Adanya kata ‘Asaa pada QS.66:8 dan QS.28:67 yang berarti mudah-mudahan,membuat kita ‘harap-harap cemas’ adakah Allah akan menerima taubat dan mengampuni dosa serta kesalahan kita.Inilah yang membuat kita tetap bersungguh-sungguh untuk bertaubat dengan menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru.”Setelah itu Allah menerima taubat orang yang Dia kehendaki.Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS.9:27).       
 
Meskipun Allah menyebutkan berulang-ulang dalam Al-Qur’an bahwa Ia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,namun bila seorang Muslim bertaubat tidak dengan sepenuh hati, maka bagaimana Allah akan mengampuni dosa-dosa dan kesalahan-kesalahannya? Perubahan dalam ibadah yang merupakan cerminan iman serta perbuatan baik dalam berinteraksi antara sesama manusia akan menjadi ‘tambal’ bagi dosa dan kesalahannya di masa lampau.Rahmat Allah bukan hanya berbentuk rezqi kepada setiap makhlukNya, atau memasukkan hamba-Nya ke dalam surga;akan tetapi ampunan Allah juga merupakan salah satu bentuk dari limpahan rahmatNya,yang juga kelak,insya Allah, akan mengantarkannya ke surga.Adanya ayat-ayat Al-Qur’an yang mengulang-ulang bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang, menunjukkan bahwasanya Allah tetap dan senantiasa memberi kesempatan kepada manusia untuk bertaubat dan kembali kepada jalan yang diridhoiNya,selama nafas masih belum berada ditenggorokan (sakratul maut).Inilah yang terjadi pada Fir’aun ketika ia hampir tengelam,dia berkata,”Aku percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil,dan aku termasuk orang-orang Muslim (berserah diri)” (QS.10:90),namun sayang taubatnya sudah tidak diterima lagi.
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar