Kamis, 09 Mei 2013

ANAK PERAWAN DISARANG PENYAMUN


www.dianovaanwar.blogspot.com "Anak Perawan di Sarang Penyamun” merupakan salah satu karya Sutan Takdir Alisyahbana,diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1932.Novel ini mengambil setting di kawasan Pagar Alam, dengan tokoh utama Medasing,Sayu dan Samad.Tokoh-tokoh yang lain adalah Haji Sahak dan istrinya Nyai Hajjah Andun,para penyamun,Sima dan Bedul.
 
Lima orang penyamun,Sohan,Amat,Tusin,Sanip dan Medasing sebagai kepala penyamun merampok setiap saudagar kaya yang membawa uang atau barang-barang berharga,dengan Samad sebagai informan mereka.Suatu ketika,Haji Sahak, seorang saudargar berada  yang  tinggal di kawasan Pagar Alam, bersama istri dan anak gadisnyanya,Nyai Hajjah Andun dan Sayu, pulang dari Palembang, menjual sekitar 50 ekor kerbau, termasuk di dalamnya kerbau-kerbau yang “diititipi” oleh orang lain.Atas informasi dari Samad,Medasing pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk merampok Haji Sahak. Seluruh uang dan perhiasan diambil,Haji Sahak tewas dilembing sedang istrinya tak sadarkan diri, sementara anak perawannya dibawa ke sarang penyamun.       
 
Ketika berada di sarang penyamun,Sayu hampir ‘termakan’ oleh bujukan Samad untuk membawanya lari dari tempat itu.Sayu telah menangkap niat yang tidak baik dari Samad,karenanya ia pun menolak dengan tegas pada hari yang telah mereka sepakati,meski terasa berat baginya juga untuk tinggal disarang penyamun itu.   Di lain tempat,di Pagar Alam,ibunda Sayu,Nyai Hajjah Andun mengalami problematika akan tuntutan orang yang menitipkan kerbaunya untuk dijualkan oleh almarhum suaminya dulu.Ia harus memberikan uang seharga 30 kerbau yang dititipkan itu.Ia pun terpaksa menjual rumahnya,rumah yang termegah di kawasan Pagar Alam itu,itupun masih tidak mencukupi,sehingga ia harus menjual harta bendanya yang lain.Pada akhirnya,karena sudah tidak berpunya lagi,Nyai Hajjah Andun memutuskan untuk pindah dari kawasan Pagar Alam ke dusun terpencil,jauh dari kerabat dan kenalan.Ia, yang dulu terpandang, tak ingin hidup dari belas kasihan orang lain.Kakaknya,Bedul,membuatkan sebuah pondok kecil jauh di ujung dusun terpencil. Ditemani oleh Sima,anak angkatnya,Nyai Andun menghabiskan hari-harinya di pondok kecil itu.      
 
Samad yang tak dapat membawa lari Sayu,akhirnya berkhianat kepada Medasing.Ia selalu membocorkan rahasia kepada para saudagar atau pedagang-pedagang kaya yang hendak dirampok oleh gerombolan Medasing.Itulah sebabnya, setiap kali mereka menyerang, para saudagar yang akan dirampok telah mempersiapkan diri,sehingga anak buah Medasing terluka dan mati satu persatu. Akhirnya,tinggallah hanya Sanip dan Medasing.Pada suatu saat,mereka berdua melakukan perampokan,Sanip terluka parah kemudian meninggal dunia,Medasing sendiri dapat menyelamatkan diri dalam keadaan juga terluka.   
 
Keadaan Medasing yang terluka parah,menimbulkan rasa belas kasihan Sayu untuk merawatnya.Walau pada awalnya ia takut,namun ia coba memberanikan diri.Dari sinilah,timbul keakraban mereka berdua. Medasing, yang memiliki karakter tidak banyak bicara akhirnya menuturkan kepada Sayu latar belakang hidupnya.Sebenarnya Medasing berasal dari keturunan baik-baik.Kedua orangtuanya mati ditangan para penyamun dan pimpinan penyamun menjadikannya sebagai anak angkat. Ia dibesarkan di sarang penyamun,dan ia pun menggantikan kepempimpinan ayah angkatnya setelah ayah angkatnya itu wafat.    
 
Kelembutan Sayu,pelan-pelan membawa Medasing ke jalan yang benar, dan ia pun ingin kembali ke masyarakat.Sayu menghargai niat Medasing dan mendukungnya.Sayu kembali ke kampung halamannya, Pagar Alam,ke rumah orangtuanya,ditemani oleh Medasing.Ia diberitahu ibunya telah pindah ke sebuah dusun kecil,dan ia pun pergi ke sana bertepatan di saat Nyai Andun hendak menghembuskan nafas yang terakhir akibat penyakit yang dideritanya.Nyai Andun sempat melihat Sayu untuk terakhir kalinya dan Medasing menyesal atas perbuatan yang dilakukannya pada keluarga wanita tua itu. Pada akhirnya Medasing kembali kepada kehidupan masyarakat dan hidup bersama Sayu……..
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar