Sabtu, 07 Juli 2012

Menutup Aurat Jangan ½ Hati

Written by.Dr.Dianova Anwar
www.dianovaanwar.blogspot.com Menutup aurat merupakan kewajiban bagi setiap mukminah. Mengapa saya katakana mukminah, bukan muslimah? Sebab di dalam Al-Qur’an surah An-Nuur : 31 secara jelas Allah menyebutkan perintah menutup aurat ini hanya bagi wanita-wanita yang beriman. Sehingga, tak heran bila ada seorang wanita yang mengaku beragama Islam, namun masih belum menjalankan perintah Allah yang satu ini. Wajar, seruan ini hanya untuk mereka-mereka, wanita-wanita yang beriman atau Mukminah.
Bagaimana menutup aurat yang sesuai dengan syar’i? di dalam ayat yang sama Allah menyebutkan untuk para Mukminah menutupkan kain kerudung ke dadanya dan untuk tidak menampakkan aurat mereka kecuali kepada yang muhrimnya saja. Selanjutnya seorang mukminah juga dilarang menghentakkan kakinya  dengan maksud supaya perhiasan yang menghiasi kaki mereka dilihat oleh orang lain. Menutup aurat hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-          Hendaknya pakaian yang menutup aurat kita tidak ketat sehingga tidak membentuk lekukan tubuh
-          Pakaian hendaknya tidak transparan
-          Kerudung yang dipakai hendaknya menutupi dada, sehingga buah dada tidak terlihat
Lalu, bagaimana dengan trend jilbab gaul? Apapun itu namanya selama masih sesuai dengan syar’I adalah boleh-boleh saja. Hanya saja, janganlah memakai kerudung, namun buah dada dan panggul bahkan bagian atas tubuh terlihat, dikarenakan pakaian yangdipakai  agak minim atau ketat. Di tutup kepala, namun yang lainnya dinampakkan,apa faedahnya?
Begitu pula seorang muslimah yang “mood-moodan” memakai jilbab. Jilbab hanya dipakai sekedar diperlukan atau pada moment-moment tertentu saja. Ketika di moment yang lain, yang tidak ada hubungannya dengan keagamaan jilbab pun dilepas. Takut dibilang kampungan. Padahal  buka-tutup jilbab ini menunjukkan kepribadiannya yang tidak konsekwen atau istiqomah, khususnya dalam hal menutup aurat. Artinya, kapan butuh baru dipakai. Ini membuktikan bahwasanya tingkatan imannya belumlah bisa dikatakan sepenuhnya beriman atau yakin. Orang yang beriman akan mengerjakan apapun yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala hal yang dilarangNya.”Sami’naa wa atho’naa” . Diperintahakan oleh Allah ada sebabnya,begitu pula sebaliknya. Untuk itu, jika kita merasa sebagai seorang mukminah, marilah kita menutup aurat dengan sepenuh hati, tidak setengah-setengah. Menutup aurat bukan saja membuat kita cantik dan terlindungi, namun juga membuat kita dihargai oleh orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar