Minggu, 05 Agustus 2012

Inilah Jasad Fir’aun Yang Mengejar Nabi Musa

                                   Mummi Fir'aun Merneptah
www.dianovaanwar.blogspot.com Fir’aun atau Pharaoh adalah sebutan untuk raja-raja di zaman Mesir Kuno.Fira’un yang hidup di zaman nabi Musa adalah Fir’aun Merneptah anak dari Fir’aun Ramses II. Kedua-duanya hidup di zaman Nabi Musa, namun Fir’aun Merneptah lah yang mengejar Nabi Musa dan Bani Israil hingga ke laut Merah dan mati di sana, sedangkan Fir’aun Ramses II adalah Fir’aun yang hidup persis sebelumnya. Kisah tentang Fir’aun yang hidup di zaman Nabi Musa, yang kejam dan menganggap dirinya adalah tuhan, dapat kita temukan di dalam Al-Qur’an.Pada masa itu Fir’aun dan para pengikutnya menyembelih anak-anak laki-laki dari bani Israil dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka (QS.2: 49). Hal ini dikarenakan Fir’aun mempercayai mimpinya bahwasanya seorang anak laki-laki dari Bani Israil akan menggantikan kekuasaanya.Hingga pada saat Musa menunjukkan mukjizatnya berupa tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan cahaya putih yang keluar dari tangannya pun tidak merubah pendirian Fir’aun.
Maka Allah memerintahkan Musa untuk membawa Bani Israil keluar dari Mesir menuju Palestina pada malam hari.Keesokan harinya, ketika matahari terbit,Fir’aun dan prajurit-prajuritnya dapat menyusul Musa dan bani Israil (QS.26:60). Saat itu Bani Israil sangat khawatir akan tersusul oleh Fir’aun dan bala tentaranya.Maka Allah mewahyukan kepada Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut, sehingga terbentanglah jalan untuk menyeberang. Menurut Syeikh Abdurrahman Naashir Assa’di dalam Tafsir Kalaam Al-Mannaan, Surah Asy Syu’araa’ ayat:63-66 yang artinya,”Lalu Kami wahyukan kepada Musa,”Pukullah laut itu dengan tongkatmu”.Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar. Dan disanalah Kami dekatkan golongan yang lain”.Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain” ditafsirkannya, bahwasanya laut itu terbelah menjadi 12 jalan; dan setiap jalan seperti gunung yang besar, kemudian Musa dan kaumnya memasukinya dan dapat keluar daripadanya, tanpa ada seorang pun yang tertinggal; Lalu Allah juga memasukkan Fir’aun dan bala tentaranya pada jalan itu namun tidak ada yang selamat dikarenakan air laut telah menyatu kembali hingga mereka semua tenggelam.



Mummi Fir'aun Ramses II

Tafsiran ini mungkin dihubungkan dengan QS.Al-A’raf: 160 dan Al-Baqarah: 60 yang menunjukkan bahwasanya Bani Israil terdiri dari 12 suku. Ketika Musa memohon air kepada Allah, maka Allah memerintahkana kepada Musa untuk memukulkan tongkatnya pada sebuah batu,maka memancarlah daripadanya 12 mata air, yang setiap suku mengetahui tempat minumnya masing-masing. Diikuti pula dengan ayat yang artinya,’maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung besar’.Mungkin dalam imajinasi kita jalan ini seperti terowongan yang diatasnya ditutup oleh gunung.Apapun tafsir ayat ini, pada Surah Yunus:92 Allah menyebutkan,”Dan pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak  mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami”.Yang diselamatkan Allah ialah tubuh kasar Fir’aun, dan menurut sejarah, setelah Fir’aun tenggelam mayatnya terdampar dipantai ditemukan oleh orang-orang Mesir lalu dibalsem.

Mummi Fir'aun dipajang di Museum Cairo
Pada tahun 1898, ditemukanlah mummi-mummi Fir'aun di Thebes, tepatnya di ‘Wadi al-Muluk’ (Lembah Para Raja),Mesir, oleh seorang arkeolog yang bernama M.Loret. Setelah diidentifikasi, ternyata mummi-mummi tersebut adalah Fir’aun Merneptah dan Fir’aun Ramses II.Kemudian pada tanggal 8 Juli 1907, Elliot Smith membuka perban-perban pada mummi Merneptah untuk memeriksa badannya.Ia dapati tubuhnya dalam keadaan baik dan utuh,meskipun ada kerusakan di beberapa bagian.Setelah mummi itu diteliti, mummi itu dipamerkan di Museum Cairo dengan kepala dan leher terbuka tanpa perban,sedangkan perban pada badannya tidak dibuka untuk menghindari  kerusakan akibat kelembaban udara dan bakteri.

Ditemukannya mummi Fir’aun yang masih dalam keadaan utuh ini merupakan bukti bahwasanya Al-Qur’an bukan karangan Nabi Muhamamad Saw seperti anggapan orang-orang Yahudi dan Kristen.Apa yang terdapat dalam Al-Qur’an terbukti kebenarannya,dari masa nabi Musa dan ditemukannya mummi fir’aun adalah rentang waktu yang sangat jauh, yang kedua-duanya tidak diketahui Rasulullah jika Allah tidak mewahyukan padanya.Lalu,mengapa dalam kitab suci umat kristiani, yaitu Bible, tidak ada disebutkan bahwa Allah  menyelamatkan jasad kasar Fir’aun ini sebagai pelajaran bagi orang-orang yang datang kemudian?Yang ada hanya disebutkan bahwasanya fir’aun dan bala tentaranya ditenggelamkan semua tanpa ada satupun yang selamat.Ini menunjukkan bahwasanya ada ‘campur tangan manusia’ dalam ‘mengolah’ kitab suci mereka.www.dianovaanwar.blogspot.com  

8 komentar:

  1. ini bagian dari isi taman alquran

    BalasHapus
  2. Subhanallah. Allah telah memberikan contoh yang nyata

    BalasHapus
  3. Alquran adalah sumber informasi yg tidak terbantahkan, pelajarilah Alquran agar keimanan kita semakin kuat, Rasullah S. A. W adalah yg menyampaikannya untuk kita dia seorang ummi, sehingga tak ada semakin kita yakini bahwa Alquran adalah wahyu Allah, semoga beliau nabi besar kita Muhammad S. A. W, mendapat tempat yg paling mulia di sisi Allah, Aamiin

    BalasHapus
  4. Menjauhi Al Quran ibarat orang berjalan dikegelapan (tanpa cahaya) Jadilah seperti Firaun/ Namrud !!!

    BalasHapus
  5. Mirip siapa ya?
    Ada yg bisa menjelaskan...

    BalasHapus
  6. Itu beneran jasad Firaun.. Mirip someone ya.. Apakah dia juga Firaun?

    BalasHapus