www.dianovaanwar.blogspot.com Presiden
terpilih Mesir, Dr.Mohammad Mursi merupakan presiden pertama Mesir yang
terpilih secara demokratis pada pemilu presiden pertengahan 2012 lalu.Presiden
yang hafizh Al-Qur’an ini menyelesaikan program doctoralnya dari AS dan
tercatat sebagai presiden madani pertama Mesir setelah lebih kurang 60 tahun
Mesir di bawah pemerintahan militer, mulai dari presiden Abdu Nasir, Anwar
Sadat, dan Husni Mubarak. Di era Husni Mubarak instansi militer menguasai, mengontrol
dan mendominasi segala aspek, mulai dari politik, ekonomi, media, sampai dengan
pendidikan.Tentu tidaklah mudah bagi seorang Mursi merubah semuanya dalam
setahun, khususnya atas apa yang telah dibangun oleh Mubarak selama 30 tahun.
Mursi yang kini menghadapi 3
tuntutan, yaitu insiden Ittihadiyah, menjadi mata-mata buat Hamas dan Hisbullah
serta lari dari penjara pada waktu revolusi Mesir Januari 2011 lalu dengan
bantuan seorang mujahid Palestina menyatakan dengan tegas di depan pengadilan
bahwa ia harus tahu ia berada di mana, ia katakan bahwasanya ia adalah presiden
Mesir yang sah, sedangkan tim pengacaranya sendiri mengatakan bahwa keberadaan
mereka bukan untuk membela Mursi namun untuk menolak sidang pengadilan atas
presiden yang sah.Tim pembela Mursi tidak diperkenankan mengunjunginya
melainkan hanya sekali saja pasca persidangan pertamanya di penjara Al-Burj,
Iskandariah.Kesempatan emas yang pernah didapati baik oleh tim pengacaranya
maupun keluarganya itu dimanfaatkan untuk membuat pernyataan yang
ditandatangani oleh Mursi atas hak-hak asasinya kepada PBB dan mengirim surat
kepada rakyatnya.
Insiden Ittihadiyah yang terjadi
di bulan Desember 2012 di depan istana presiden menewaskan 10 orang, 8
daripadanya adalah pendukung Mursi, dari Ikhwanul Muslimin.Kejadian tsb berawal
dari partai-partai politik yang kalah dalam pemilu dan tidak menyetujui
konstitusi baru, dan penggeraknya adalah Front Penyelamatan dengan
tokoh-tokohnya Al-Baradei,Hamdein Shabahi dan Amru Musa. Maka para pendukung
front ini memprotes dengan aksi duduk di depan istana kepresidenan.Setelah itu
para pendukung Mursi pun berdemo di tempat yang sama untuk mendukung Mursi.Maka
bentrokan pun terjadi di antara kedua pihak, namun di antara bentrokan tsb
terdapat para preman.Asumsii pun berkembang bahwa pihak kementrian dalam negeri
atau intelijen terlibat dan bergerak tanpa sepengetahuan Mursi. Menteri dalam
negeri Mesir pada saat itu adalah Muhammad Ibrahim yang ikut bekerjasama dengan
Sisi dalam menggulingkan Mursi dan masih menjabat sebgai menteri Dalam negeri
hingga sekarang..Para keluarga korban ikhwanul Muslimin pada insiden ini mengajukan
tuntutan ke pengadilan, namun jaksa menolak (pasca kudeta Jaksa Umum nya pun
diganti Sisi).Akhirnya mereka mengajukan kasus ini ke pengadilan Internasional
Persatuan Afrika, ini dimaksudkan agar pihak-pihak yang sebenarnya terlibat,
diseret ke pengadilan dan diadili, termasuk
Al-Baradi, Hamdein Shabahi dan Amru Musa.Hubungan Mursi dengan Hamas dan
Hisbullah adalah berkaitan dengan agresi militer Israel ke jalur Gaza,
Palestina dan bukan membocorkan rahasia negara. Sedangkan kejadian larinya
Mursi dari penjara dengan bantuan
mujahid Palestina pada waktu revolusi Mesir Januari 2011 lalu tidaklah
sepenuhnya benar, sebab mujahid Palestina yang dimaksud telah mendekam di
Penjara Israel sejak tahun 1996 hingga sekarang belum keluar.
Lewat pengakuan penasehat Mursi
sekaligus menteri investasinya Yahya Hamid seperti yang dilansir Al-Jazeera,
bahwa ternyata 24 jam sebelum kudeta terjadi 3 Juli 2013 lalu, Mursi bertemu dengan
Sisi dan membahas solusi dalam mengatasi krisis politik pada waktu itu.
Kesepakatan pada pertemuan itu adalah digelarnya pemilu parlemen kembali dan
perombakan Perdana Menteri, karena memang hal kedua inilah sebenarnya yang
dibidik pihak oposisi.Oposisi menginginkan perdana menteri dari kalangan
mereka, dan ini terbukti ketika kudeta terjadi, Bablawi pun naik, ia berasal
dari Front Penyelamatan.Sisi sepakat, namun kesepakatan ini tidak ia umumkan
kepada rakyat yang saat itu menggelar demonstrasi besar-besaran sedangkan militer
sendiri memberikan waktu 48 jam untuk mengatasi krisis politik.Yang diumumkan
Sisi malah peta jalan yang dirancang oleh Dewan Tinggi Militer, dari sinilah
kudeta dimulai. Itulah mengapa sejak diawal-awal kudeta pihak ikhwanul Muslimin
dan pendukung pemerintahan yang sah sudah mengatakan kudeta ini dipimpin oleh
Sisi, seorang pengkhianat dan hendak menduduki kursi nomor 1 di negeri piramida
tsb.Lewat Yahya Hamid juga diektahui, bahwa Mursi telah memecat sekitar 700
petinggi kepolisian (opsir polisi)dan 500 perwira AD tanpa sepengetahuan rakyat
Mesir,ini adalah salah satu cara Mursi memutuskan rantai korupsi dan
pengendalian militer dalam segala lini, dan ini pula salah satu hal yang
membuat militer mendukung kudeta Sisi.
Terakhir,Dr.Mohammad Mahsoob,
Menteri Hukum di era Mursi membuat pernyataan bahwa kudeta yang terjadi
sekarang ini kemungkinan merupakan scenario yang telah direncanakan oleh pihak
militer sewaktu rakyat berdemonstrasi pada revolusi Januari 2011 lalu, menuntut
Mubarak lengser.Siapapun yang jadi presiden diberi tempo setahun lalu
‘disikat’.Militer tidak rela “sistem negara di atas negara” yang telah dibina
sekian lama dikuasai oleh sipil.
Akan halnya Sisi, seorang Jenderal
yang telah dinaikkan pangkatnya menjadi Marshal oleh presiden yang telah
ditunjuknya sendiri, Adli Mansor, menjalin kerjasama dengan AS untuk mendukung
kudeta yang dipimpinnya.Lihat saja, sampai sekarang AS, Eropa bahkan PBB tidak
mengambil sikap atas apa yang terjadi di Mesir.Bukan saja untuk kepentingan
Israel, namun politik Mursi atau poltik ikhwan yang tidak mau berkiblat ke AS
menjadi diantara penyebabnya.
Sisi yang digelar oleh para
pendukung Mursi sebagai pembunuh,Fir’aun dan pengkhianat telah membantai ribuan
rakyat Mesir pendukung pemerintahan yang sah dan belasan ribuan orang telah
ditahan.Para tahanan ini ada yang disiksa dan ada juga yang wafat di sel akibat
sakit akibat penyiksaan. Berdasarkan hasil beberapa survey di Mesir
menyebutkan bahwa sekarang ini sekitar 73-75% rakyat mendukung Aliansi
Pendukung Pemerintahan Yang Sah dan Gerakan Revolusi.Para penggerak revolusi
Mesir 25 Januari 2011 lalu sekarang ini semuanya berada dibalik
jeruji. Referendum konstitusi baru yang disebut sebagai konstitusi militer,
konstitusi berdarah atau konstitusi militer oleh pendukung pemerintahan yang
sah telah diboikot oleh para pendukung Mursi dan gerakan-gerakan revolusi serta
sebagian besar pemudanya.
Lalu sekarang ini Sisi
dikabarkan mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu presiden April mendatang yang digelar seblulm pemilu
parlemen.Rakyat Mesir pendukung pemerintahan yang sah setiap hari berdemo,
dari pagi,siang,sore dan malam menuntut kembalinya presiden terpilih (Mursi), parlemen
terpilih dan konstitusi yang telah dirancang oleh parlemen terpilih dan telah
disahkan tahun 2012 lalu.Ikhwanul Muslimin sendiri dan Aliansi Pendukung
Pemerintahan yang sah sedari awal tidak ingin terlibat dengan pemerintahan
kudeta dan keputusan-keputusan yang mereka keluarkan dianggap tidak sah oleh
undang-undang.Bila rakyat yang sekitar 25-30 % yang berpartisipasi dalam pemilu
dan mendukung Sisi, Sisi menjadi presiden bagi mereka, lalu Mursi masih
presiden yang sah, orang-orang di luar Mesir seperti saya ini bertanya-tanya, ini presidennya yang mana?
Anggapan bahwa demonstrasi yang dilakukan para pendukung legitimasi atau pemerintahan yang sah setiap
hari mungkin dianggap sebagian orang adalah tindakan yang sia-sia adalah tidak
benar.Aksi demosntrasi damai secara terus menerus tsb memberitahu kepada dunia bahwa Mesir adalah negara yang sedang dikudeta, dan dari aspek ekonomi, investasi dan
pariwisata tentu mempengaruhi. Memang nampaknya ‘sepele’, hanya demonstrasi.Demo
ini juga memberi gambaran kepada dunia bahwa Islam tidak identik dengan
teroris, sebab dipimpin oleh presiden yang berasal dari ikhwanul Muslimin.Demo
ini juga menguatkan anggapan bahwa rakyat Mesir benar-benar menginginkan presiden yang
mereka pilih sendiri dan menang pada pemilu lalu.Mereka memperjuangkan hak
pilih dan hak suara mereka di kotak pemilu.
Partai Kebebasan dan Keadilan
yang mengusung Mursi ke kursi presidenan pada saat ini bukan hanya
memperjuangkan kembalinya Mursi (pemerintahan yang sah) melalui pengadilan
internasional namun menyerat Sisi dan para pengkudeta ke Pengadilan Kejahatan
Internasional terkait pembantaian rakyat Mesir di lapangan Rabi’ah, Nahda dan
tempat-tempat lainnya. Pembantaian tsb disebutkan bertentangan dengan hak-hak
asasi manusia. Ikhwanul Muslimin, bahkan ikhwanul Muslimin sedunia juga tidak
terima bila organisasi ini disebut sebagai organisasi teroris.Ehm, Sisi, Sisi,
kalau mau jadi presiden lewat jalur lurus sajalah…keluar dari militer lalu buat
partai, kayak di Indonesia. Ini koq kudeta.Kudeta militer di Mesir ini bukan
hanya melengserkan Mursi, membubarkan parlemen dan menggantungkan konstitusi
yang sah namun pengadilan dan media nya pun mendukung menjadi media propaganda
dan ‘corong’ bagi militer.Benar-benar kudeta mengerikan di abad 21…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar