Senin, 09 Juli 2012

Delhi, Kota Yang Tak Terlupa

India Gate
Terlahir dari keluarga yang berekonomi sedang-sedang saja,membuatku tak pernah bermimipi untuk menjejakkan kaki di luar negeri. But, Allah is The Great, Allah Maha Besar…aku melihat New Delhi ibukota India lebih dulu dari ibukota negaraku sendiri,Jakarta. Tak heran bila banyak teman-temanku yang berasal dari manca Negara maupun dari India sendiri bertanya, Bagaimana Jakarta?”, “How is Jakarta?”Sudah tentu kujawab  dengan jujur “Aku  belum pernah ke sana” (dalam hatiku waktu itu,namanya juga masih muda,e-ge-pe= emang gue pikirin)”. Dari Medan, kotaku,langsung terbang ke Delhi.Daripada aku berbohong bisa berabe. Bukan hanya dosa malah aku nanti juga yang bingung jawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Kalau ada diantara mereka yang sudah pergi ke sana kalau boong kan jadi ketauan,tengsi lah…misalnya nanya di mana Monas atau Ancol, aku harus jawab apa?
                Delhi bukanlah tempat ku-menimba ilmu di awal-awal kedatanganku. Aligarh, kota pelajar dengan Universitas Muslim Internasioanl yang pertama di India,itu yang kutuju.Kota Aligarh dapat ditempuh sekitar 3 jam dari Delhi dengan train (kereta api). Aligarh sendiri lebih dekat ke Agra,dimana  Taj Mahal , salah satu keajaiban dunia berada. Aku sudah pernah pergi  ke sana. Selain Taj Mahal, ada juga Agra Fort (Tembok Raksasa Agra) yang di bangun pada masa pemerintahan dynasty Islam Mughal dengan rajanya Akbar. Agra waktu itu kudatangi di waktu liburan musim panas (summer vacation).  Di Aligarh aku menuntut ilmu sekitar 1,5 tahun. Selain Aligarh aku juga pernah mengunjungi Jaipur,kota  yang dulunya juga di bawah pemerintahan dynasty Islam. Di kota ini ada tembok raksasa seperti tembok raksasa di Cina,berwarna bata merah raksasa.Juga ada istana yang berada di tengah danau.Gajah dan unta adalah ciri hewan khas dari kota ini.Jaipur aku datangi sewaktu aku belajar Strata-3 ku di New Delhi.
Paruh waktu kedua aku datang ke India, yang kutuju adalah Delhi. Alhamdulillah tanpa kuduga aku kembali lagi ke negara ini,dengan bermodalkan beasiswa dari pemerintah India sendiri. Delhi merupakan kota sejarah yang memiliki begitu banyak peninggalan pemerintahan dynasty Islam di India. Mulai dari Kutab Minar, mausoleum (kuburan besar) nya,fort (benteng)nya sampai taman-taman yang indah di sepanjang sisi kota. Satu hal yang aku sukai di kota ini, ada banyak taman kota peninggalan dinasti Islam, yang menjadi tempat rekreasi keluarga dan olahraga di waktu pagi dan sore hari.Hampir tiap pagi setelah subuh aku jogging ke taman dekat rumah,senang dan nyaman rasanya sekaligus fresh.Aku bisa menyaksikan rusa-rusa saling berkejaran,kelinci, merak dan burung-burung yang terbang ke sana ke mari. Senang rasanya melihatnya….sekalian refreshing dari polusi yang menyengat nafas ini…
                Di Delhi,banyak ku jumpai hal-hal yang baru yang belum ku temui sebelumnya. Humayun's Tomb, Safdarjung Tomb adalah kuburan-kuburan peninggalan dinasti Islam India dalam bentuk mausoleum. India Gate, Red Fort,Jama' Mesjid bahkan pasar bawah tanahnya yang terkenal “Pallika Bazar” adalah tempat-tempat favorit yagn sering ku kunjungi. Dan “Dilli Haat” semacam exhibiton place (tempat pameran) yang buka di malam hari, menampilkan berbagai hasil karya anak bangsa India dari segala penjuru daerah. Tempat ini juga salah satu tempat favorit ku. Biasanya aku datang di musim dingin,hanya untuk minum secangkir kopi dan melihat-lihat saja (sesuai dengan namanya Dilli Haat). Walau sebenarnya Dilli berarti kota Delhi dalam bahasa  India lama, namun namanya juga mahasiswi,mana ada uang, ya cukup window see aja lah….

Dilli Haat
               
Di India,pembangkit tenaga listrik nya menggunakan nuklir begitu pula dengan kereta apinya memakai energy nuklir. Dan untuk wanita bila bepergian ke sana, ada perasaan yang sedikit berbeda. Karena walaupun mayoritas India bukan beragama Islam namun mereka mengadopt ajaran Islam dengan melindungi perempuan. Hal ini bisa dilihat ketika kita membeli karcis,ada line tersendiri buat perempuan begitu pula ketika di bus dan kereta api.Di bus, ada bangku yang hanya khusus bisa di duduki oleh perempuan,dan di kereta api ada gerbong tersendiri buat perempuan…Andai di Indonesia dibuat begitu alangkah enaknya….Keamaan di India juga agak lebih baik dari di Indonesia. Istilahnya bawa duit 100 juta di  India lebih aman daripada bawa duit 1 juta di Indonesia.Banyak pos-pos keamanan di sana.
                Hal yang paling aneh yang kudapati di India adalah para banci pake sari. Mereka ngamen di kereta api minta duit dan gedorin rumah2 orang yang baru kelahiran baby baru,biasa minta uang…ntah apa maksudnya,katanya sih biar dapat berkah,apanya yang berkah? Masak minta berkah dari banci?Tapi biasanya orang-orang yang berpendidikan tidak percaya kepercayaan ini,bancinya sendiri aja yang cari modus minta uang, kerjasama dengan  pihak rumah sakit.
Menuju Delhi, tidak begitu susah,sebab banyak penerbangan ke sana. Namun dari Medan biasanya aku hanya  bepergian dengan menggunakan MAS (Malaysia Airlines). Transit di KL,kemudian terbang ke New Delhi sekitar 5 jam-an KL-Delhi. Sekali aku ke Delhi lewat darat,melalui Penang ke Bangkok dengan penerbangan Thai Airways, baru dari Bangkok ke Delhi.
Di kota ini pada akhirnya aku menyelesaikan studiku,di kota ini aku mendapatkan pengalaman-pengalaman dan teman-teman  baru, dan di kota ini pula aku berjumpa dengan soul-mate-ku,yang kelak akan membawa diriku ke kota Khartoum beberapa tahun setelah itu……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar