Written By: Dr.Dianova Anwar
www.dianovaanwar.blogspot.com Istana ini sebenarnya bernama Istana Sultan Deli,karena
di istana inilah Sultan kerajaan Deli bertempat tinggal.Seperti halnya kerajaan
Mughal di India,kerajaan Deli pun membuat mesjid dan taman di sekitar istana
kerajaan.Mesjid Raya al-Mahsun dan Taman Sri Deli berada di satu lingkungan
dengan istana maimun.Bahkan di belakang Mesjid Raya al-Mahsun adalah kuburan
keluarga kerajaan Deli.Adanya sungai Deli dibelakang istana ini juga menyerupai
Red Fort (lih.entri Red Fort) sebuah benteng merah sekaligus istana di Delhi
yang juga berbackground sungai Yamuna.
Istana Maimun didominasi dengan warna kuning sebagai warna terfavorit
kerajaan Melayu Deli dan berdiri di atas tanah seluas 2.772 m2.Konstruksi
bangunan istana Maimun terbagi kepada 3 bagian yaitu: bangunan utama,bangunan
sayap kiri dan bangunan sayap kanan.Istana ini memiliki 2 lantai yang ditopang
oleh 82 tonggak batu dan 43 tiang kayu, lantai pertama memamerkan rangkaian
dari lengkungan-lengkungan sepatu kuda setengah lingkaran,sedangakn lantai
kedua memiliki atap yang menyerupai bentuk kapal terbalik dengan lengkungan
ciri khas Maroko.Selain itu istana ini memiliki 3 buah kubah yang menyerupai
bentuk kapal terbalik juga, namun bermotifkan tumbuh-tumbuhan Melayu,yakni
pucuk rebung dibagian depannya. Hasan Muarif Ambary dalam bukunya, Aspek-Aspek
Arkeologi Indonesia menyatakan,“Istana Maimun yang memiliki atap-atap kubah dan
barisan tiang penopang atap bercirikan khas Maroko,secara jelas meniru gaya
Mughal India (atau mungkin kolonial Eropa menerapkan konsep arsitektur
Mughal)untuk menandai sebuah istana Islami”.
Istana ini memiliki 20 ruangan kerajaan
dan 10 ruangan perlengkapan.Di depan istana,tepatnya disebelah kanan,akan kita
dapati sebuah meriam puntung yang disimpan di dalam sebuah rumah berciri khas
Batak Karo.Meriam puntung ini selalu dihubungkan dengan legenda Putri
Hijau.Tepat di depan istana ada sebuah kolam air mancur.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar