www.dianovaanwar.blogspot.com
Tahun kesedihan atau ‘âmul Huzni adalah tahun dimana Rasulullah kehilangan 2 orang yang
paling disayanginya, 2 orang yang selalu menopang dakwahnya dan 2 orang yang
selalu dipihaknya.Kedua orang itu adalah pamannya,Abu Thalib dan istrinya
Khadijiah binti Khuwailid.Keduanya wafat pada tahun yang sama, yaitu pada tahun
ke 10 kenabian, namun Abu Thalib meninggal lebih dulu daripada Khadijah.
Disebutkan dalam kitab Shahih Bukhari
dari Said bin al-Musayyib, bahwasanya ketika Abu Thalib dalam keadaan sekarat,
Rasulullah mengunjunginya sementara di waktu yang sama di sisinya sudah berada
Abu Jahal. Beliau berkata kepada pamannya,”Wahai pamanku, ucapkanlah Laa ilaaha
illallah, kalimat yang akan aku jadikan hujjah untuk membelamu kelak di hadapan
Allah”.Namun Abu Jahal dan Abdullah bin Umayyah memotong,”Wahai Abu Thalib!
Sudah bencikah engkau terhadap agama Abdul Muthalib?” Keduanya terus
mendesaknya demikian, sehingga kalimat terakhir yang diucapkannya kepada mereka
adalah,”Aku masih tetap dalam agama Abdul Muthalib”. Rasulullah
berkata,”Sungguh aku akan memintakan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang
melakukannya”, tetapi kemudian turunlah Surah At-Taubah ayat 113,”Tiadalah
sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu
adalah penghuni Neraka Jahanam”. Demikian pula turun ayat yang artinya:”Sesungguhnya
kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu
kasihi….”(QS.Al-Qashash: 56)
Dalam kitab yang sama (Shahih Bukhari, bab
Qishshatu Abi Thalib)dari Abbas bin Abdul Muthalib dia berkata kepada
Rasulullah,”Apa balasan yang engkau berikan kepada pamanmu atas jasanya
kepadamu, sesungguhnya dahulu dialah yang melindungimu dan berkorban untukmu?”
Beliau berkata,”Dia berada di neraka yang paling ringan, andaikata bukan
karenaku niscaya dia sudah berada di neraka yang paling bawah”. Kiranya tak perlu dijelaskan lagi betapa
penjagaan dan perlindungan yang diberikan Abu Thalib kepada Rasulullah Saw.Dia
adalah benteng, tempat da’wah Islamiyah berlindung dari serangan para kafir
Quraisy, akan tetapi sayang, dia tetap memilih agama nenek moyangnya sehingga
sama sekali tidak membawanya meraih keberuntungan.
Setelah dua atau tiga bulan wafatnya Abu
Thalib, Khadijah binti Khuwailid,istri Rasulullah pun wafat. Saat itu umur
Khadijah sekitar 65 tahun,sedangkan Rasulullah berumur 50 tahun. Selama ¼ abad
Rasulullah hidup bersamanya, dia senantiasa menghibur dikala beliau cemas,
memberikan dorongan di saat-saat paling kritis, menyokong penyampaian
risalahnya, mendampingi beliau dalam suka duka baik dengan jiwa maupun
hartanya.Tak heranlah bila Rasulullah selalu memuji-muji dan menyebut-nyebut
kebaikannya, beliau berkata,”Dia telah beriman kepadaku saat manusia kufur
(ingkar) kepadaku, dia membenarkan di saat manusia mendustakan, dia berikan
kepadaku hartanya di saat manusia tidak mau memberikannya kepadaku, Allah
mengaruniaiku anak darinya sementara Dia tidak menganugerahkannya dari istri
yang lain” (HR.Ahmad).
Dalam suatu hadits dari Abu Hurairah, dia berkata,Jibril mendatangi
Rasulullah seraya berkata, ”Wahai Rasulullah! Inilah Khadijah, dia telah datang
dengan membawa bejana, didalamnya ada lauk pauk, makanan atau minuman; bila dia
nanti mendatangimu, maka sampaikan salam Rabb-nya kepadanya serta beritakan
kepadanya kabar gembira perihal istana untuknya di syurga yang terbuat dari
mutiara, yang tidak ada kebisingan maupun rasa lelah didalamnya” (HR.Bukhari).
Dua peristiwa kepergian ini berlangsung dalam waktu yang relatif
berdekatan,sehingga perasaan sedih dan pilu sangat menyanyat hati
Rasulullah.Kemudain pasca kematian kedua orang yang paling dekat dengannya itu,
cobaaan demi cobaan pun datang beruntun dihadapan Rasulullah……
Artikel Terkait:
-Bersama Khadijah
-Ternyata Allah Lebih Mencintai Umar
-Zaid bin Haritsah,Bukan Sekedar Anak Angkat Rasulullah
-Anas bin Malik,Bukan Sekedar Pelayan Rasulullah
-3 Sahabat Yang Penerimaan Tobatnya Tertangguhkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar