Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyangkal tuduhan yang mengatakan bahwa arsip-arsip Yahudi Iraq telah diselundupkan dari Amerika ke Israel, lapor media Iraq pekan ini. Demikian dilansir Alarabiya (4/9/2012).
Wakil menteri luar negeri untuk urusan Timur Dekat Elizabeth Jones kepada Al Sumaria News hari Senin kemarin mengatakan, arsip-arsip Yahudi Iraq masih ada di Amerika Serikat untuk “direstorasi dan difoto.”
Kecurigaan bahwa arsip-arsip kuno tersebut telah berada di luar Amerika muncul pada bulan Juni lalu, saat Menteri Pariwisata dan Kepurbakalaan Iraq Lewa Smeisim mengatakan kepada koran milik pemerintah Sabah bahwa Iraq menerima informasi yang menyebutkan arsip-arsip Yahudi itu berada di Israel.
Dalam wawancara hari Senin (3/9/2012) itu, Jones mengatakan bahwa Iraq telah meminta agar arsip-arsip tersebut dikembalikan. Dan Jones berkata bahwa AS berusaha sebaik mungkin untuk mengembalikan artefak-artefak kuno yang dijarahnya dari Iraq.
Benda-benda peninggalan budaya merupakan masalah yang sensitif di Iraq. Menyusul invasi AS ke Iraq pada tahun 2003, penjarahan besar-bsaran terjadi di negara itu. Museum-museum Iraq dijarah dan ribuan benda bersejarah termasuk peninggalan Mesopotamia berusia 7.000 diambil oleh tentara-tentara Amerika.
Pada tahun 2010 Kementerian Kebudayaa Iraq membuat perjanjian dengan Amerika Serikat yang menyatakan bahwa AS akan mengembalikan arsip dan dokumen Partai Baath serta Yahudi dan jutaan dokumen lain yang diacuri dari Iraq sejak 2003.
AS menawarkan untuk mengembalikan separuh dokumen Yahudi kepada Iraq, namun Baghdad menolak hal itu dan menuntut agar arsip-arsip yang dicuri oleh AS dikembalikan secara utuh.
Jones mengatakan proses mengabadikan dokumen-dokumen itu lewat fotografi sangat rumit, sehingga diperlukan lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya dan mengembalikan secara utuh arsip-arsip tersebut ke Iraq.
Sumber: hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar