Written by: Dr.Dianova Anwar
www.dianovaanwar.blogspot.com Adalah manusiawi ketika seseorang menangis tatkala orang yang ia
cintai pergi untuk selama-lamanya.Namun meratapi mayit atau menangisi mayit
dengan suara yang melengking tinggi dengan menyebut si mayit duhai begini dan
duhai begitu, meraung-raung, bahkan sambil menampar pipi,mengacak-acak rambut dan
menyobek baju adalah bukan daripada ajaran Islam.Perbuatan seperti ini
seakan-akan menunjukkan bahwa orang yang ditinggalkan tidak dapat menerima
takdir akan wafatnya orang tsb,padahal kematian adalah salah satu hal yang
pasti akan dihadapi oleh setiap yang bernyawa (QS.3:185).
Apa dampaknya ratapan ini terhadap si
mayit? “Dari Umar bin Khattab r.a,ia berkata,”Nabi Saw bersabda,”Seorang mayit
merasa tersiksa di kuburnya karena ia diratapi” dalam riwayat yang lain “selama
ia diratapi” (HR.Muttafaq ‘alaih).Dari Ummu ‘Athiyah Nusaibah r.a,ia berkata,
”Rasulullah Saw mengambil sumpah setia dari kami (wanita) agar kami tidak
meratap” (HR.MUttafaq ‘alaih). Hadist ini mengindikasikan bahwasanya wanitalah
kebanyakan yang suka meratapi,sehingga sampai-sampai rasulullah mengambil
sumpah setia dari para muslimah. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar r.a
disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda “Tidakkah kalian dengar? Sesungguhnya
Allah tidak menyiksa dengan air mata dan tidak pula dengan kesedihan
hati,tetapi Dia menyiksa dengan ini (beliau mengisyaratkan ke lidahnya) atau
Dia mengasihi” (HR.Muttafaq ‘Alaih).
Meratapi mayit juga akan membuat seseorang
menjadi kafir,dari Abu Hurairah r.a,ia berkata, ”Rasulullah Saw bersabda:”Dua
hal yang ada di tengah manusia yang bila hal itu dilakukan mereka menjadi
kafir, yaitu membantah keturunan dan meratapi mayit” (HR.Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar