Kamis, 21 Maret 2013

Imbas dari Konflik di Irak


(Image credit: The U.S. Army)

Konflik di Irak, tentara AS menduduki Irak hingga sekarang (foto :insightonconclict)
 
www.dianovaanwar.blogspot.com Satu dekade telah berlalu, semenjak AS melakukan invasi ke Irak serta menumbangkan pemerintahan Saddam Husein ditahun 2003, atas tuduhan Saddam memiliki senjata kimia.Berakhirnya era Saddam, dan beradanya AS di sana bukannya merubah keadaan rakyat Irak menjadi lebih baik daripada sebelumnya, malah sebaliknya, menyulut terjadinya konflik antar sekterian yang tiada berujung hingga hari ini.
 
Presiden Irak yang sekarang, Nuri al-Maliki, seorang yang beraliran Syi’ah disebut-sebut,terutama oleh kaum Muslimin yang beraliran Sunni, lebih otoriter daripada Saddam. Media apa saja yang mencoba mengadakan interview dengan masyarakat di tempat-tempat umum seperti Masjid atau berkunjung ke departemen-departemen pemerintahan tidak akan dibenarkan meliput dengan kamera. Tidak sedikit para pemimpin sunni disana yang diculik lalu dibunuh atau ditahan.Sama seperti halnya konflik di Syria, konflik di irak juga tidak terlepas dari campur tangan Iran.
 
Salah satu inbas dari konflik di irak adalah banyaknya anak-anak yatim yang kehilangan orangtua mereka.Bukan karena orangtua mereka pergi ikut-ikutan berperang, namun para orangtua yang sedang berada di pasar, atau di sekolah atau berada di jalan.Tak sedikit pula anak-anak yang turut serta bersama orangtua mereka, ketika terkena bom mengalami luka-luka atau tewas. Anak-anak ini menjadi yatim dan sebagian mereka menjadi anak jalanan,mengemis di setiap perempat jalan hanya untuk menyambung hidup.
 
Adalah salah seorang pria Irak yang berinisiatif untuk mengumpulkan anak-anak jalanan atau anak-anak yatim satu persatu dan ia menyewa sebuah rumah sebagai rumah Yatim.Dibantu oleh 4 orang temannya mereka mengurus sekitar 32 anak yatim di daeerah Al-Sadr, dan juga menyekolahkan mereka. Dari mana dananya?  Ia meminta bantuan dari orang-orang yang dikenalnya ‘pemurah’ kepada anak yatim, denggan mengumpulkan dana-dana tsb dari satu toko ke toko lainnya.Selain itu mereka juga mengadakan pertunjukan seni untuk menggalang dana.Pihak pemerintah (departemen Sosial) tidak membantu sediktipun, meski mereka telah beberapa kali memberikan proposal untuk memohon bantuan.Depertemen sosial menyarankan, agar anak-anak tsb dipindahkan ke rumah yatim daerah wilayah, sementara keadaan rumah yatim di wilayah sangat-sangat menyedihkan disana.Bagaimana tidak?  Bukan saja jumlahnya yang sangat begitu banyak, namun anak-anak yatim disana mengalami pelecehan seksual dan tindak kekerasan.Dipukuli dengan kabel tembaga, dan yang lebih tidak berpri -kemanusiaan, anak-anak yang berumur lebih tua ‘memperkosa atau mensodomi’ anak-anak yang masih kecil, tanpa ada seorang pun yang dapat menghentikan tindakan mereka.Ini tentu mebuat sebagian anak-anak lari dari rumah yatim wilayah tsb, membawa luka secara psikologi.
 
Tidak ada yang tidak dirugikan daripada peperangan atau konflik yang terjadi di sebuah negara, dan dalam hal ini,rakyat yang tidak berdosalah yang paling dirugikan.Menurut catatan UNICEF, di Irak sekarang ini ada sekitar 800.000 anak yatim, 1 dari 3 anak mengalami penyiksaan. Saat ini,Irak tidak memliki undang-undang yang melindung anak-anak….
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar