Jasad Syuhada, dengan rambutnya, kuku-kukunya dan kulitnya tersebar bergeletakan di gurun Uhud
dianovaanwar.blogspot.com“Aku merupakan
saksi bagi mereka, sesungguhnya tidak satu pun orang yang terluka karena Allah,
pasti allah membangkitkannya pada Hari Kiamat, lukanya akan berwarna seperti
warna darah dan aromanya laksana aroma kesturi”Kata-kata ini adalah kata-kata
Rasulullah sewaktu beliau menatap 70 syuhadaa' yang wafat di Perang Uhud, yang
terjadi pada tanggal 17 Syawal 3H atau sekitar bulan Maret 625 M. Perang Uhud
berlokasi di Jabal Uhud atau Gunung Uhud, yaitu sebuah gunung yang terletak
sekitar 5 km sebelah utara kota Madinah.Disebut Jabal Uhud yang artinya “Bukit
Menyendiri’ dikarenakan bentuknya yang tidak sambung menyambung dengan gunung
lain, seperti gunung-gunung yang umumnya terdapat di kota Madinah.
Di antara para syuhadaa'
yang wafat di perang Uhud ini adalah paman Rasulullah yang terkenal dengan
julukan “Singa Allah”, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib. Ia gugur
di medan perang setelah ditombak oleh seorang seorang budak Habsyi (Ethiopia)
yang bernama Wahsyi bin Harb, yang telah dijanjikan untuk
dimerdekakan, apabila dapat membunuh Hamzah. Catatan sejarah mengatakan ia merupakan
budak dari seorang bangsawan Quraisy yang bernama Jubair bin Muth’im yang mana
pamannya, Tha’imah bin’Adi tewas di saat perang Badar. Sehingga ia menaruh
dendam kepada Hamzah, yang telah membunuh pamannya. Namun ada juga yang
berpendapat bahwasanya ia adalah telah diupah oleh Hindun bin ‘Utbah, istri Abu
Sufyan bin Harb yang menjadi komandan pusat pasukan musyrikin Quraisy. Hindun
menaruh dendam kepada Hamzah atas kematian ayahnya dan juga menjanjikan
kemerdekaan untuk Wahsyi bin Harb bila berhasil membunuh Hamzah bin Abdul
Muthalib.Maka sebaik saja perut Hamzah tertombak hingga selangkangnya, kemudian
wafat, Hindun datang dan mengambil hatinya, memakannya kemudian memuntahkannya
kembali, sebab tidak tertelannya. Masih belum puas, Hindun juga membuat kalung
dan gelang kaki dari potongan telinga dan hidung. Hindun hadir di Jabal Uhud
saat itu sebagai ketua wanita-wanita Quraisy dalam memberi semangat perang
kepada musyrikin Quraisy. (Gbr.kanan atas:Jabal Uhud)
Jasad
Hamzah bin Abdul Muthalib dikuburkan satu liang dengan kemanakannya, yang juga
sepupu Rasulullah, bernama Abdullah bin Jahsyi.Pada waktu terjadi
banjir di Madinah, dikarenakan tidak adanya area yang serap tanah,jasad para
syuhada Uhud ini timbul keluar, masih utuh karena dikubur oleh pasir. Sampai
banjir surut,darahnya masih mengalir harum.Hanya mayat Hamzah dan Abdullah bin
Jahsyi yangdapat dikenali. Dada Hamzah bolong karena hatinya dimakan Hindun,
sedangkan hidung dan kuping Abdullah bin Jahsyi, yang juga kemanakan Hamzah dan
sepupu Rasulullah, terikat benang karena terpotong-potong. Kemudian jasad-jasad
para syuhada itu dikuburkan lagi. Hingga hari ini hanya 2 nisan saja yang akan
kita dapati di pekuburan Para Syuhadaa' Jabal Uhud, Hamzah bin Abdul Muthalib
dan Abdullah bin Jahsyi, selebihnya, yang 68 syuhadaa' lagi tanpa nisan. (Gbr.Kiri:Makam Hamzah bin Abdul Muthalib dan Abdullah bin Jahsyi)
Di
perang Uhud kaum Muslimin kalah dikarenakan kesalahan kaum muslimin sendiri
yang tidak mematuhi pesan Rasulullah; terutama 50 para pemanah yang berada di
Jabal Ruma untuk tidak bergerak kemanapun walau apapun yang terjadi, menang
ataupun kalah. Meski komando pemanah waktu itu, Abdullah bin Jubair bin Nu’man
Al-Anshari mengingatkan, namun para pemanah yang lain tergiur oleh ghanimah
(harta rampasan perang) yang waktu itu sibuk diambili oleh pasukan kaum
muslimin yang tidak berada di posko pemanah. Walhasil strategi yang telah
diatur Rasulullah kocar-kacir. Kaum muslimin yang semulanya sudah menang,
menjadi berbalik arah, dikepung oleh Khalid bin Walid (waktu itu belum masuk
Islam) sehingga tidak ada celah bagi mereka untuk keluar.Dalam peristiwa ini
Rasulullah pun terluka dan malah diisukan telah meninggal dunia.Ketika Nabi
menyaksikan jasad pamannya, Hamzah, airmatanya pun tumpah. Ibnu Mas’ud
menceritakan, “Kami tidak pernah sekalipun melihat Rasulullah menangis dengan
tangisan yang melebihi tangisan beliau terhadap Hamzah bin Abdul Muthalib,
beliau meletakkannya di arah kiblat, berdiri di sisi jenazahnya lalu menangis
terisak-isak”. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Misykatul Mashabih,“Tidak
diperoleh kafan untuk Hamzah kecuali pakaian yang pendek, jika dipakai menutupi
kepalanya maka ia terangkat dari kakinya, dan jika dipakai menutupi kakinya ia
tertarik dari kepalanya hingga akhirnya dia dipakai menutupi kepalanya, sedang
kakinya ditutupi dengan daun Idzkir”.
"Janganlah sekali kali kamu mengira
bahwa orang orang yang gugur di jalan Allah itu mati, sebenarnya mereka itu
hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeqi." (QSAli Imran: 169).
Demikianlah uraian Bukti Jasad Syuhadaa' Uhud yang masih utuh, semoga
bermanfaat bagi para pembaca setia www.dianovaanwar.blogspot.com (Gbr.Atas kanan: Makam Parra Syuhadaa di Jabal Uhud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar