Written By: Dr.Dianova Anwar
www.dianovaanwar.blogspot.com Seringkali kita mendengar ungkapan,”ntar kalau dapat hidayah” keluar dari bibir seorang Muslim yang tidak mendirikan sholat ataupun puasa Ramadhan.Padahal kalimat ini semestinya dinyatakan oleh seseorang yang bukan memeluk agama Islam.Umumnya,orang-orang yang menjadi muallaf setelah sinar hidayah hadir dijiwanya adalah lewat pembelajaran,dengan mencari nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam Islam,sehingga ketika ia telah menjadi seorang Muslim,pemahamannya akan Islam telah benar-benar meresap ke dalam pemikiran dan kalbunya.
Benar,hidayah tidak dapat dibuat-buat atau dipaksakan.Di dalam Al-Qur’an Surah An-Naml ayat 80-81, Allah memberikan perumpamaan orang-orang yang tidak tergerak hatinya untuk menerima seruan agama Islam dengan orang-orang yang telah mati atau orang-orang yang tuli,sehingga tidak dapat mendengarkan seruan,meskipun mereka menoleh kebelakang.Allah juga mengumpamakan mereka seperti orang buta yang tidak dapat diberi petunjuk dari kesesatannya.Apakah ini artinya,kita hanya menunggu hidayah,atau menyerah kepada taqdir?Manusia dianugerahi Allah akal,yang mana akal inilah yang membedakan antara manusia dengan hewan.Begitu banyak ayat yang menyebutkan,”Apakah kamu tidak memikirkan?” atau “apakah kamu tidak berakal?” Dengan akal kita akan mengkui bahwasanya alam ini ada yang menciptakan.Dengan akal pula kita akan membenarkan bahwasanya tuhan itu satu,Esa,tidak beranak dan tidak pula diberanakkan.Dan penciptaan nabi Isa seperti halnya penciptaan nabi Adam.“Tidak patut bagi Allah mempunyai anak,Mahasuci Dia.Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu,maka Dia hanya berkata kepadanya,”Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu.(Isa berkata),”Dan sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu,maka sembahlah Dia.Ini adalah jalan yang lurus” (QS.19:35-36).
Yang tak kalah pentingnya adalah bahwa, orang-orang yang mendapat petunjuk,adalah dikarenakan mereka mau menerima petunjuk itu,”Sessungguhnya engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi,tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki,dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk” (QS.Al-Qashash:56).
Bagaimana halnya dengan seorang Muslim yang tidak menjalankan kewajibannya sebagaimana mestinya seorang Muslim?Didalam Islam, orang-orang yang seperti ini disebut dengan istilah fasik.Namun untuk masalah sholat,Rasulullah menyebutkan orang yang tidak mendirikan sholat disebut dengan kafir,dengan pengertian ‘orang yang ingkar’,sebab ia tidak mau menjalankan perintah Allah yang paling fundamental ini.Lebih lanjut,rasul menyebutkan, sholatlah yang membedakan antara seorang muslim dan orang kafir.Dari Jabir r.a berkata,Saya mendengar Nabi Saw bersabda," Sesungguhnya yang memisahkan antara seorang laki-laki (baca: Muslim) dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan sholat" (HR.Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar