Kamis, 27 Desember 2012

Fenomena Musik di Tempat Berbeda

Foto: Stock Photo
www.dianovaanwar.blogspot.com Musik,adalah sesuatu yang indah,menggambarkan hati baik sedang duka maupun lara.Dengan mendengar music seseorang bisa menangis,dan dengan music pula seseorang dapat tersenyum  bahkan tertawa bahagia.Namun bagaimana dengan music yang dapat menghilangkan jati diri bahkan melupakan siapa pencipta diri,seperti  lupa sholat atau menunda-nundanya?Oleh sebab itulah para ulama berbeda pendapat.Bila music yang diciptakan dapat membuat seorang muslim lebih dekat kepada khaliqnya maka musicyang demikian dibolehkan.Namun adapula ulama yang secara tegas mengharamkan music.

Terus terang bagi penulis pribadi sendiri selama berada disini mulai merenungi hal ini.Sewaktu penulis berada di Indonesia,baik lagu yang bernada islami maupun tidak (khususnya lagu-lagu Indonesia) ada beberapa yang penulis senang mendengarnya.Lain lagi sewaktu di India,penulis pun senang mendengar lagu-lagu India. Menurut penulis,sekalian menghilangkan suntuk.Ketika di Sudan,lagu-lagu nya yang memiliki warna music tersendiri membuat telinga terasa asing mendengarkannya.Kembali lagi ke Indonesia,loh koq suka lagi dengar lagu Indonesia.Namun setelah penulis berada di sini,nggak tahu ya koq tidak ada keinginan dan kerinduan untuk mendengarkan lagu-lagu Indonesia,meski dapat di dengar lewat media player ataupun youtube. Kebanyakan channel-channel di sini menayangkan acara-acara da’wah,kalau pun ada lagu,lagu Islami seperti lagu Maher Zain dan Sami Yusuf.Bila ada channel untuk lagu-lagu arab modern ataupun MTV Arab,asalnya bukan dari sini,kalau tidak dari negara-negara gulf atau dari Mesir.

Ini membuat penulis menyimpulkan,bahwa lagu yang sering diputar saban hari,membuat kita hafal bahkan meresapinya dan menikmatinya karena selalu diputar berulang-ulang sehingga tersimpan dan teresap ke dalam memori otak.Akan halnya di sini,mendengar orang-orang yang hafiz al-Qur’an bahkan banyak anak-anak yang dapat mnghafalkannya,serta dikuiz kan pula lewat televisi dan radio, membuat penulis pun berkeinginan melakukan hal yang sama.Tak sedikit di sini,bila di Indonesia orang menguatkan audio pada mobilnya agar dapat didengar oleh orang lain yang diluar akan lagu yang sedang didengarnya (apalagi lagunya lagi “booming”),maka di sini justru ayat-ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan,meski tidak semua,tapi kebanyakan.Ini penulis analisa sebagai hal yang bukan saja mendatangkan pahala ketika mendengarnya,malah menghindarkan “gossip” atau ghibah tentang orang lain ketika berada di dalam mobil. Sebab,di dalam al-Qur’an disebutkan,”Maka apabila dibaca Al-Qur’an dengarkanlah dan diamlah, mudah-mudahan kamu mendapat rahmat" (QS.7:204 ).Bagi orang-orang yang sedang menghafal Al-Qur’an, sudah tentu mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dimana pun berada akan menambah kuat hafalannya.Dan bagi mereka-mereka yang benar-benar memahami arti dan maksudnya tak sedikit yang akan menitikkan air mata.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya,dan apabila dibacakan ayat-ayatNya kepada mereka,bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal (QS.8:2).

Inilah yang disebut ala bisa karena biasa,biasa mendengar lagu-lagu “cengeng” jadi terbiasa malah menyukainya; terbiasa mendengar lagu Islami pun jadi menikmatinya; dan terbiasa mendengarkan Al-Qu’ran juga menjadi mencintainya.Tinggal sekarang tergantung diri kita, mana yang menurut kita mendatangkan manfaat dan mana yang tidak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar