www.dianovaanwar.blogspot.com Tak Putus Dirundung Malang adalah sebuah novel karya Sutan Takdir
Alisyahbana,yang diterbitkan pertama kali di tahun 1929 oleh penerbit Dian
Rakyat.Novel ini telah dicetak ulang beberapa kali,karena keindahan nilai
sastranya.Novel ini menambah deretan panjang diantara novel-novel ’fenomenal’
yang ditulis oleh Sutan Takdir Alisyahbana.Selain Layar Terkembang dan Dian
Yang Tak Kunjung Padam,yang juga merupakan karya Sutan Takdir Alisyahbana,novel
ini juga merupakan salah satu novel favorit penulis. Ntah kenapa,penulis lebih
suka novel-novel karya sastra Indonesia lama daripada yang sekarang.Adanya
kalimat-kalimat yang bersajak-sajak atau menggunakan kata-kata kiasan mungkin
menjadi diantara alasan mengapa penulis lebih jatuh hati kepada novel-novel
sastra Indonesia lama.
Novel
Tak Putus Dirundung Malang memiliki tema yang berbeda dengan tema yang pada
umumnya diusung oleh para penulis-penulis prosa lama yang bertemakan kasih yang
tak sampai di pelaminan, serta kawin dengan dijodohkan dan berakhir tanpa
kebahagiaan.Novel ini bercerita tentang dua kakak beradik yatim piatu,Mansur
dan Laminah, yang tak putus dilanda gelombang cobaan hidup, dengan setting Dusun
Ketahun,kota Bengkulu.Berawal dengan tiadanya ibu mereka,kemudian disusul oleh
ayahanda tercinta.Mereka pun tinggal dengan bibi mereka, Jepisah,yang sangat
menyayangi mereka.Madang,suami Jepisah,pada awalnya juga menyayangi
merekea,namun tak lama berselang prilakunya berubah kepada kedua anak yatim
piatu itu.Ia bukan hanya melukai perasaan mereka dengan mengeluarkan kata-kata
yang menyakitkan,namun ia juga melakukan kekerasan fisik dengan memukul dan
menendang mereka.Hingga pada suatu ketika, terjadilah kesalah fahaman,yang
menyebabkan mereka meninggalkan bibi yang mereka sayangi itu.Mansur dan Laminah
menetap di rumah datuk Halim beserta istrinya yang bernama Seripah. Kedua orang
tua ini memperlakukan mereka sebagaimana layaknya,mengasihi dan menyayangi anak
yatim piatu.Pada akhirnya,kakak beradik ini meninggalkan Datuk Halim dan
istrinya, dikarenakan tidak ingin lebih merepotkan kedua orangtua itu
lagi.Mereka pun berangkat dari Dusun Ketahun, merantau ke kota Bengkulu.
Di Bengkulu,Mansur dan Laminah tinggal
di kampung Cina dan bekerja di sebuah toko roti yang dimiliki oleh seorang
toke.Untuk sementara mereka hidup dengan tenang disana selama beberapa
tahun,sampai pada akhirnya muncul lah Samin,seorang pegawai baru di toko roti
dimana mereka bekerja.Samin,bukan saja berbadan kekar dan berotot,akan tetapi
ia juga memiliki sikap yang menakutkan,sehingga keberadaannya benar-benar
membuat Laminah tidak nyaman.Sebagai kakak Laminah,Mansur sudah tentu tidak
berdiam diri,ia pun memperingatkan Samin hingga akhirnya terjadi
perkelahian.Pasca terjadinya perkelahiaan Mansur-Samin,Mansur mengambil
inisiatif untuk pindah tempat kerja bersama adiknya.Di tempat kerja yang baru
pun,ternyata cobaan kembali menerpa mereka berdua.Mansur dimasukkan ke dalam
sel tahanan setelah ia dituduh mencuri.Pada saat ia didalam penjara
inilah,kehormatan Laminah hampir direnggut oleh Darwis,temannya dulu ketika ia
masih bekerja di toko roti.Peristiwa yang terakhir inilah yang mendorong
Laminah untuk bunuh diri;ia tidak tahan lagi akan deraan hidup yang terus
bertubi-tubi,ia pun mengakhiri hidupnya dengan melompat dari tebing curam ke
lautan luas.
Setelah
beberapa lama Mansur berada dalam dekaman penjara,ia pun menghirup udara
bebas.Tak lama berselang,terdengarlah olehnya kabar tentang kematian
adiknya.Mansur berusaha untuk tabah,ia benar-benar telah sebatang kara,tanpa
orangtua dan tanpa adik tercintanya lagi, Laminah.Pada suatu saat,tanpa Mansur
sadar,ketika ia terus memikirkan jalan kehidupannya,dalam keadaan tubuh yang
lemah,ia jatuh pingsan dan tenggelam di lautan ketika berlayar.Jenazahnya
menghilang dan tidak diketemukan.....
Novel
ini mengandung pesan,seberapa pahit dan getirnya kehidupan,hendaknya kita tetap
sabar dalam mengarunginya.Membaca novel ini akan membawa kita seolah-olah
merasakan betapa menderitanya kedua anak yatim piatu tersebut.Kesengsaraan demi
kesengsaraan, kepedihan demi kepedihan,cobaan demi cobaan,tak putus dirundung
malang…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar