www.dianovaanwar.blogspot.com Manusia tidak dapat hidup sendiri,saling bergantung satu sama lain,karenanya manusia disebut sebagai makhluk sosial.Banyaknya manusia atau orang yang bersikap apatis atau cuek,tidak peduli kesusahan orang lain pada era sekarang ini bukan hanya dilatar-belakangi oleh faktor kesulitan ekonomi,namun juga sebagai imbas dari sikap manusia itu sendiri,dalam hal ini manusia yang ditolong atau yang telah dibantu.
Sebut saja si A,suatu hari meminjam uang kepada si B;ia benar-benar membutuhkan untuk membayar uang masuk sekolah anaknya.Dengan penuh memelas dan mengiba ia pun mengutarakan maksud kedatangannya.Si B,karena orangnya tidak penyampe hati,hatinya pun cepat tersentuh,meski ia juga memiliki penghasilan pas-pasan,ia pun meminjamkan uang kepada si A simpanannya yang ia tabung untuk kejadian mendadak,sakit misalnya.Dalam waktu yang telah dijanjikan, si A tidak juga membayar hutangnya,maka datanglah si B ke rumahnya menagihnya,anaknya sedang dalam keadaan sakit,ia membutuhkan uang tersebut untuk membawa anaknya ke dokter. Dengan seribu alasan,si A mengatakan ia belum dapat mengembalikan pinjamannya.Akhirnya si B pun berhutang kepada orang lain-sebut saja si C dan berjanji akan memulangkannya pada waktu bersamaan dengan waktu si A berjanji untuk membayar hutangnya.Singkat kata,si A masih tak mau membayar hutangnya,walhasil si B pun terpaksa menjual hpnya untuk membayar hutangnya kepada si C.Selain menunggak,si A menunjukkan gelagat yang kurang baik pula,ia bukan saja ‘ngumpet’ malah menyebarkan berita bahwa si B tidak punya perasaan,orang lagi susah terus-terusan ditekan,terus-terusan didesak,”kaloq ada kan pasti dibayar” begitu kilahnya.Kali terakhir ketika si B menagih hutang kepada si A,eh……malah si A berteriak-teriak satu kampung pada dengar dan datang mengerumuni rumahnya,ia stress karena hutangnya terus-terusan ditagih.Ini tentunya membuat si B kapok atau ‘tobat’ untuk berbuat hal yang sama kepada orang lain,pengalaman mengajarkannya demikian.Hingga ia berujar,”zaman sekarang mending bohong, daripada kita juga yang susah”,atau “zaman sekarang lebih baik memberi daripada mengutangi karena ujung-ujungnya bukannya dapat pahala dari menolong orang,sebaliknya malah dapat masalah, dimusuhi pula lagi”.Bahkan sebagian orang di zaman sekarang ini sanggup mengatakan “zaman sekarang harus sampe hati,kalau tidak mau makan hati’artinya kaloq ada orang yang membutuhkan bantuan, kita harus menutup mata,pura-pura tidak tahu.Lalu,bagaimana kita menyikapi tipe orang yang tidak tahu berterimakasih ini?
Kebaikan apapun yang kita lakukan pada orang lain hendaknya dimulai dengan niat ikhlas, karena Allah.Bila tidak,ya itu kejadian seperti kisah nyata diatas.Malah bila kita berharap lebih, seperti berharap orang yang kita bantu akan membantu kita pada waktu yang lain,tetapi harapan berbeda dengan kenyataan,maka akan sangat menyakitkan bagi diri kita sendiri. Sebagian orang tidak berharap lebih,cukup dengan akhlak baik dan tetap menjalin silaturahmi, itupun tidak terealisasi.Tak heran muncul istilah ‘orang yang tidak tahu diuntung atau tidak tahu diri’.Ada juga orang yang dibantu pada awalnya bukan siapa-siapa,ketika dia telah dibantu dan telah menjadi “orang” ia lupa asal muasalnya,ibarat petatah,”kacang lupa pada kulitnya”. Ada juga kebaikan orang dibalas dengan keburukan seperti memfitnah orrang yang pernah menolongnya,ini disebut “Air susu dibalas dengan air tuba”.Sikap-sikap inilah yang menjadi sebagian sebab mengapa orang sudah sedikit sekali yang mempunyai rasa empati atau belas asih sekarang ini.
Selain ikhlas,sikap memaafkan dan lapang dada juga dapat diterapkan dalam hati ini dalam menghadapi orang-orang yang tidak tahu berterimakasih.Jangan membuat kita cepat kapok untuk berbuat kebaikan, karena tidak semua orang sama,apalagi mengingat bahwa Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (QS.5:13).Bila ingin melakukan kebaikan, lakukanlah dengan ikhlas,lalu lupakanlah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar