Kamis, 07 Februari 2013

Kisah Sedih di Minggu Ini………

 www.dianovaanwar.blogspot.com Kisah nyata ini berawal dari perselisihan dan perang adu mulut diantara dua orang Saudi beberapa puluh tahun yang lalu,dan berakhir dengan tewasnya salah seorang dari mereka.Peristiwa ini terjadi di kota ini dirumah orang yang tentunya dianggap sebagai pembunuh,karena ia yang hidup.Pada saat pertengkaran terjadi ia menggunakan batang sapu,sehingga tanpa ia sadari merenggut nyawa lawan sengketanya.Maka ia pun ditankgap dan dijebloskan ke dalam penjara,menunggu hukuman qisash atau pemancungan atas dirinya.Ia tidak mau berputus asa,maka ia pun membayar seorang pengacara,akhirnya ia pun menghirup udara bebas setelah dua tahun di balik jeruji dengan membayar uang denda. Sewaktu keluar,ia menikah dan memiliki seorang putri.Akan tetapi,kebebasan orang ini hanya berlangsung beberapa saat,ia kembali dijebloskan ke dalam penjara,dikarenakan anak laki-laki dari orang yang terbunuh tsb menuntut pihak berwenang untuk memancungnya sebagaimana hukum syar’i Islam di negara ini.

Tahukah anda,ia adalah orang yang paling lama berada di dalam penjara di kota ini dalam menanti ‘giliran’ di qisash,yakni selama lebih kuang 32 tahun,bayangkan saja! Di waktu yang sedemikian lama itu,perubahan pun terjadi pada dirinya.ia menjadi hafizh Qur’an,berteman dengan imam di penjara tsb dan senantiasa memberi nasehat kepada para narapidana.Ia pun berubah menjadi ‘manusia yang baru’, memiliki hati yang bersih dan berserah diri kepada Allah atas apa yang akan terjadi pada dirinya.Akhirnya,ditetapkanlah pada hari Senin lalu (4/2/2013) adalah hari dimana akan dilangsungkannya pemancungan atas dirinya.Orang-orang meminta pihak yang berwenang untuk membebaskanya,karena ia telah menjadi seorang yang sholeh. Akan tetapi,dikarenakan pihak keluarga orang yang terbunuh tidak mau memaafkan,maka mau tidak mau hukum qisash harus dijalankan.Ia sendiri,satu hari sebelumnya,sempat diwawancarai oleh seorang wartawan,ia katakan,ia pun menolak,bila orang-orang meminta dirinya untuk dibebaskan.Sebab,ia tidak tahu, mana yang terbaik bagi dirinya menurut Allah; apakah diqisash atau melanjutkan kehidupan.

Ketika hari H untuk pengqishas-an tiba,maka doketer yang biasa menangani untuk pengqisash-an menolak,karena ia sangat kenal baik dengan orang ‘alim ini.maka,didatangkanlah doketer dari provinsi lain.Begitu pula algojo yang hendak memancung,tidak dapat datang tepat pada waktunya,yakni sekitar pukul 10 pagi,maka pelaksanaan qisash pun terdelay hingga pukul 12 siang,dan saat ia diqisash,ia sedang menjalani puasa sunnat Senin.Innalillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun....Jenazah orang ‘alim ini disholatkan lebih dari 5000 orang,dan mereka pun ikut mengantarkannya ke pekuburan…….


Terus terang,ketika saya mendengar kisah ini dari suami,ingin rasanya meneteskan air mata, haru dan sedih….menurut saya sendiri,Allah saja Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat, tapi mengapa manusia hanya memberi maaf saja sangat sukar.Apakah dengan menyimpan dendam dan dilakukannya peng-qisha-an atas orang yang telah benar-benar bertaubat akan mengembalikan nyawa orang yang telah tiada? “Hai orang-orang yang beriman!Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) qisash berkenaan dengan orang yang dibunuh.Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya,perempuan dengan perempuan.Tetapi,barang siapa memperoleh maaf dari saudaranya,hendaklah ia mengikutinya dengan baik,dan membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula).Yang demikian itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhanmu.Barangsiapa melampaui batas setelah itu,maka ia akan mendapat azab yang sangat pedih” (QS.Al-Baqarah:178).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar