Bagian Dalam Masjid Al-Aqsa
Written By: Dr.Dianova Anwar
www.dianovaanwar.blogspot.comPernahkah kita merenungkan,mengapa sebagian Muslim dapat hadir di
sekolah atau di bangku perkuliahan atau juga dapat tiba di tempat bekerja tepat
pada waktunya, namun sangat sulit untuk mendirikan sholat di awal waktu? Adanya
sangsi dari sekolah ataupun kantor atau pun perusahaan tempat ia bekerja,paling
tidak berupa teguran merupakan diantara sebab-sebab untuk menghargai waktu dan
tiba on time.Sementara sholat, meskipun seorang muslim tahu lebih utama untuk
mendirikannya di awal waktu, diabaikan, karena tidak adanya sangsi secara
langsung.Mendirikan sholat di awal waktu,bukan hanya ‘mengejar’ keutamaannya,
namun juga bersegera dalam ’berkomunikasi’ dengan yang Maha menciptakan,dan
bila ajal menjemput kita telah menunaikan kewajiban kita.Kita malu bila ditegur
atasan,tapi mengapa kita tidak malu kepada yang Maha Menjadikan? Berikut
Tips-tips dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas dalam beribadah dan
beramal sholeh:
1.Disiplin
Kata kunci dalam mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas diri seorang muslim dalam beribadah dan beramal sholeh adalah dengan mendisiplinkan diri,yakni dengan istiqomah,sabar dan berkelanjutan.Dalam melakukan ibadah, terutama yang rutin seperti sholat atau puasa Ramadhan, atau juga dalam beramal sholeh hendaknya dii’tikadkan atau dibulatkan tekad dari dalam diri untuk melaksanakannya dengan istiqomah atau konsisten,sabar dan continue.Ini tidaklah mudah, tapi harus ditempuh,sebab jalan ke syurga memang tidak mudah,penuh dengan godaan dunia yang jalannya sangat mudah dan menggiurkan iman.Rasulullah Saw sendiri menyatakan bahwasanya amal ibadah yang paling dicintai adalah yang dilakukan secara terus menerus.
2.Bertahap
Pendisiplinan diri hingga bermuara kepada peningkatan kualitas dalam beribadah dan beramal sholeh dapat ditempuh dengan proses setahap demi setahap.Misalnya saja,kita menekadkan diri untuk mendirikan sholat tepat di awal waktu, dalam kondisi apapun dan dimanapun kita berada. Setelah itu kita dapat lebih meningkat lagi dengan mendirikan sholat-sholat sunnat rawatib.Setelah terbiasa mendirikan sholat wajib dan sholat sunnat rawatib,kita dapat mendirikan sholat malam dan sholat dhuha.Kemudian kita dapat lebih meningkat lagi untuk tetap berdzikir setiap selesai sholat.Bila saja kita berdizikir (dzikir lisan dan qalbi) dengan membaca lafazh subhaanallah 33x,alhamdulillah 33x,allaahuakbar 33x dan diakhiri dengan Laailaaha illaah wahdahu laa syariika lahu,lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir,maka dalam sehari semalam saja,bila kita komitmen berdzikir sehabis sholat wajib, berarti kita telah berdzikir sebanyak 500x.Lain lagi bila kita mendirikan sholat dhuha dan sholat malam (tahajud) yang juga kita berdzikir setelahnya.
3.Menuntut Ilmu
Selain itu,untuk meningkatkan kualitas dalam beribadah dan beramal sholeh adalah dengan tetap mau belajar dan belajar.Ilmu dapat diperoleh dengan berbagai cara,diantaranya dengan membaca,tidak malu untuk bertanya bila tidak tahu dan rajin mengikuti dan mendengarkan pengajian-pengajian yang membahas tentang ke-Islaman.Dengan ilmu, kita akan tahu apa manfaat sholat dan puasa Ramadhan.Dengan ilmu pula,kita akan lebih khusuk lagi dalam sholat karena telah tahu dan faham bacaan-bacaan dalam sholat.
Demikian pula dalam beramal sholeh,kita juga hendaknya berusaha untuk tetap komitmen. Kisah rasulullah yang memberi makan seorang Yahudi buta setiap pagi,padahal orang Yahudi tsb selalu memburuk-burukkan rasulullah adalah salah satu contoh bagi kita dalam melakukan amal sholeh secara terus menerus.Yahudi tsb pada akhirnya masuk Islam,ketika rasululah telah wafat.Ia merasakan perbedaan antara Rasulullah dan Abu Bakar,ketika Abu Bakar meneruskan salah satu amalan sholeh yang dikerjakan rasulullah selama masa hidupnya dan ia ketahui dari putrinya Aisyah,yang merupakan isteri Rasululah.Abu Bakar bertanya kepada orang Yahudi tsb, bagaimana ia dapat tahu,bahwa ia adalah bukan orang yang sama? Orang Yahudi itu menjawab,bahwa orang yang biasa menyuapinya makan,akan mengunyahnya lebih dahulu, baru kemudian disuapkan padanya.
Penulis juga pernah membaca kisah nyata seorang penda’i, yang tidak pernah pulang langsung ke rumahnya sebelum menyinggahi perkampungan orang-orang miskin.Ia memberikan sebagian dari uang transportasi yang diberikan ketika dia berdakwah kepada orang-orang miskin tsb,dan hanya menyisakan untuk keperluan rumah tangganya selama satu minggu,dan amalan ini ia lakukan hingga akhir hayatnya.Ini diketahui dari penuturan keluarganya ketika ia telah tiada.
Mempertahankan bahkan meningkatkan ibadah dan amal sholeh hendaknya dilakukan secara ikhlas,ini yang terpenting;sehingga tidak ada rasa beban,namun yang ada hanya untuk mencari keridhoan Allah semata.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar