Selasa, 24 Juli 2012

3 Sahabat Yang Penerimaan Tobatnya Tertangguhkan


www.dianovaanwar.blogspot.com Pada saat terjadi perang Tabuk di bulan Rajab 9H, saat itu kaum Muslimin hendak berperang dengan pasukan Romawi; yang akhirnya pulang dengan kemenangan tanpa adanya pertumpahan darah.Sebabnya adalah, nyali orang-orang Romawi sudah ciut duluan sebelum maju ke medan perang.Pasukan Islam berjumlah sekitar 30.000 orang, suatu jumlah yang belum pernah ada pada perang-perang sebelumnya.Persiapan yang dilakukan oleh Rasulullah sangat begitu matang,bahkan berkenaan dengan perang Tabuk ini,Allah menurunkan beberapa ayat di surat At-Taubah yang memotivasi orang-orang mukmin untuk pergi berperang.Bukan hanya mengajak kaum muslimin untuk pergi berjihad namun Rasulullah juga menghimbau untuk menginfakkan harta mereka sebagai perbekalan makanan di jalan dan hewan tunggangan. Biasanya Rasulullah bila hendak berperang selalu merahasiakannya, namun kali ini disebabkan perjalanan yang sangat jauh, pada musim yang sangat panas, menempuh gurun dan menghadapi musuh dalam jumlah yang sangat besar, maka beliau merasa perlu menjelaskan hal tersebut kepada kaum muslimin sehingga mereka mempersiapkan segalanya, setelah itu beliau memberitahukan langsung kepada mereka daerah tujuannya.   
 
Diantara 30.000 kaum muslimin itu, tidak terdapat Ka’ab bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Murarah bin Rabi’.Padahal ketiga sahabat ini pernah pergi berperang sebelumnya bersama Rasulullah.Ketika Rasulullah kembali dari Tabuk, setiap orang datang ke mesjid memberi alasan kepadanya, mengapa tidak pergi berjihad ke Tabuk. Akan halnya Ka’ab bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Murarah bin Rabi’ mengatakan yang sebenarnya, bahwsanya tiada sesuatu sebab pun yang membuat mereka tidak pergi berperang.Padahal mereka sehat dan memiliki kendaraan. Mereka tahu, jika mereka berdusta (seperti kebanyakan orang-orang pada waktu itu yang memberi alasan dengan berdusta), maka Allah pasti mengetahui.Rasulullah pun mengatakan kepada mereka, tunggulah keputusan dari Allah.      
 
Maka Rasulullah melarang kaum muslimin untuk berbicara kepada ketiga sahabat tersebut, bahkan menjawab salam sekalipun. Hingga mereka merasakan bumi ini terasa sempit dan dada mereka terasa sesak. Ka’ab bin Malik, yang paling muda diantara ketiganya masih menegarkan diri untuk sholat ke mesjid, walaupun sesekali ia mencuri pandang kepada Rasulullah, namun rasulullullah hanya memandangnya ketika ia sholat sunnat, dan menolehkan pandangannya ketika ia memandang rasulullah. Sedangkan Hilal dan Murarah hanya menangis sejak saat mereka dikucilkan.Ka’ab pun pernah menangis ketika ia mendatangi sepupunya dan memberi salam, namun ia tidak mau menjawab salamnya, hingga ketiga kalinya sepupunya menjawab hanya Allah yang Maha Tahu. Sampai-sampai datang sepucuk surat dari raja Kristen di Yaman untuk memberi suaka bagi Ka’ab, karena berita dikucilkannya ia sudah sampai ke Yaman.Namun Ka’ab tahu itu juga merupakan cobaan baginya.   
 
Hal ini berlangsung sampai 50 malam.Ketika hari ke 40, ketiga sahabat itu diperintahkan Rasulullah untuk tidak menjamah isteri-isteri mereka.Maka pada waktu subuh setelah 50 malam, datanglah utusan pemberi kabar kepada ke 3 sahabat itu, bahwasanya Allah menerima taubat mereka. Rasulullah dan para sahabat pun memberi selamat kepada mereka atas diterimanya taubat mereka. Tentang tertangguhnya penerimaan taubat mereka ini terdapat pada QS.At-Taubah ayat 118,”dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (perkara mereka). Hingga ketika bumi terasa sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah (pula terasa) sempit bagi mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah, melainkan kepadaNya saja, kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat, lagi Maha Penyayang”.      
 
Itulah Asbabun Nuzul (Sebab turunnya) QS.At-Taubah ayat 118. Sedangkan bagi orang-orang yang mengajukan alasan dengan berbohong, Allah menggolongkan mereka ke dalam golongan Munafik, dikarenakan mereka bersumpah palsu kepada Rasulullah,dan Allah tidak pernah ridha kepada mereka,ini adalah asbabun nuzul QS.AT-Taubah ayat 95-96.Semoga kita bisa mengambil I’tibar dari kisah ini, sahabat rasul saja yang sudah pernah pergi berperang, yang keimanannya tidak diragukan, tidak mau berdusta, masih penerimaan taubatnya ditangguhkan dengan dikucilkan pula lagi, bagaimana dengan kita??? http://www.dianovaanwar.blogspot.com/
 
 
 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar