www.dianovaanwar.blogspot.com Pada awalnya,Mesjid Raya Labuhan ini dibangun dengan konstruksi kayu
di atas area persegi 16mx16m. Ide untuk membangun mesjid ini mucul dari Sultan
Melayu Deli yang ke-7,Sultan Utsman Perkasa Alam (memerintah 1850-1858 M) yang
lebih popular dengan sebutan ‘Marhum Masjid’. Ketika ia wafat,dan digantikan
oleh putranya,yang bernama Sultan Mahmud ar-Rasyid Perkasa Alam,mesjid ini
mendapat perhatian yang sangat besar darinya, disamping adanya deal dengan
Belanda berkenaan produksi tembakau.Pada masa pemerintahannya konstruksi kayu
digantikan oleh komposisi batubata,batu pasir dan adukan semen, dengan maksud
menjadikan konstruksi Masjid Raya Labuhan menjadi lebih kokoh dan permanen, dan
renovasi ini terjadi pada tahun 1886 M.
Hal yang paling menarik pada mesjid ini
adalah bentuk kubahnya,yang berbentuk
segi delapan menyerupai mausoleum atau kuburan-kuburan yang ada di Delhi, seperti
kuburan raja-raja Sayyid dan Lodi. Secara jelas
ini menunjukkan bahwasanya Mesjid Raya Labuhan adalah salah satu mesjid di
Indonesia,khususnya di pulau Sumatera yang mendapat pengaruh dari bangunan
arsitektur Islam India. Keunikan kedua adalah,kubah di mesjid ini dibuat dari
tembaga,lalu di cat hitam. Dua kubah yang lain berbentuk lebih kecil dan
bentuknya tidak segi delapan, namun berbentuk segitiga.Dua pintu gerbang
membuat mesjid ini menjadi lebih elegan.
Area Mesjid Raya Labuhan ini telah
diperluas dua kali lebih besar dari sebelumnya, yakni menjadi 26mx26m.Mesjid
ini pernah direnovasi pada tahun 1927 dan 1966.Dengan pembangunannya yang
mendahului Masjdi Raya al-Mahsun(lih.entri Masjid Raya al-Mahsun,kebanggaan
Kota Medan) dan mesjid-mesjid lainnya seperti Mesjid Gang Bengkok Medan
(li.entri Mesjid Gang Bengkok Medan) menjadikan mesjid ini mesjid yang tertua
di kota Medan. Demikianlah uraian tentang Masjid Raya Labuhan,Mesjid Tertua di
Kota Medan dari www.dianovaanwar.blogspot.com semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar