Rabu, 01 Agustus 2012

Menara Masjid, Simbol Ideologi Islam

Masjidil Haram Memiliki 7 Menara
Bentuk Menara Masjidl Haram

www.dianovaanwar.blogspot.com Kata menara berasal dari bahasa Arab manara, yaitu suatu tempat dengan sebuah cahaya, seperti mercusuar. Orang-orang Afgahan,India dan Pakistan menyebutnya minar, sementara orang Barat menyebutnya minaret (English) sebagai adaptasi kata minare yang berasal dari bahasa Turki. Bagaimanapun, hampir semua ilmuwan setuju istilah yang tepat untuk mengekspresikan fungsi menara adalah midzaana, yaitu sebuah tempat untuk memanggil sholat, berasal dari kata ‘adzan’ yang bermakna panggilan untuk sholat, meskipun istilah ini jarang digunakan.
 
Adzan pada mulanya lahir karena dibutuhkannya suatu cara untuk memberitahukan kaum Muslimin bahwasanya waktu sholat telah tiba. Ketika di zaman Rasulullah, orang-orang Yahudi menggunakan terompet sebagai pertanda waktu sembahyang mereka dan orang-orang Nasrani menggunakan lonceng sebagai pertanda waktu ibadah mereka. Bahkan beberapa sahabat waktu itu mengusulkan untuk mempergunakan alat yang sama(yakni terompet dan lonceng) sebagai pertanda masuknya waktu sholat, dan ada juga yang mengusulkan menggunakan bendera, tepuk tangan bahkan menyalakan api di atas bukit. Namun semua usulan itu Rasulullah tolak. Rasulullah memerintahkan Bilal bin Rabah,seorang mantan budak yang telah memeluk Islam untuk mengumandangkan adzaan, ia dipilih bukan hanya suaranya yang menggelegar dan kuat, namun juga nyaring, sehingga bukan hanya dapat terdengar dari jauh tapi juga enak didengar oleh telinga. Bilal tidak mengumandangkan adzaan dari menara,karena pada saat itu menara belum ada.Pada saat Fathul Makkah (Penaklukan Kota Mekkah) yang terjadi pada tahun 630 M (8 H), Rasulullah menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzaan dari atas Ka’bah, sehingga bisa didengar oleh sebagian besar masyarakat Makkah pada waktu itu.
 
Menara baru dikenal di dalam arsitektur Islam pada masa pemerintahan Walid bin abdul Malik (memerintah dari tahun 705-715 M), seorang khalifah dari bani Umayyah. Hampir semua penulis mengakui bahwasanya ia adalah innovator menara dalam Islam. Disebutkan bahwasanya ketika Islam menaklukkan Syria, ia mentransformasi gereja menjadi masjid dan menara gereja St.Jhon- yang aslinya berguna sebagai menara pengawasan- ia ubah fungsikan menjadi podium untuk adzaan. Setelah ia wafat, masjid yang berasal dari gereja tersebut dihancurkan (kecuali dinding-dinding bagian luar dan menara) dan dibangunlah mesjid yang baru.Masjid ini sekarang kita kenal sebagai Masjid Raya Damaskus.Di masa pemerintahan Walid pula didirikan menara pada Masjid Nabawi. (Menara Masjid Samarra yang Berbentuk Spiral,Iraq. gbr.kiri)
 
Manara terus mengalami perkembangannya, dari segi bentuk maupun jumlah. Bentuk menara beraneka ragam, ada yang berbentuk spiral seperti menara masjid Samarra di Iraq, ada yang berbentuk pencil seperti menara masjid di Swiss, berbentuk silinder,persegi,dsb. Menara masjid yang tertinggi di dunia adalah Qutb Minar di Delhi dengan ketinggian 234 kaki.Jumlah menara pun bervariasi, ada masjid yang bermenara tujuh seperti Masjidil Haram, ada masjid yang bermenara 6 seperti masjid Biru di Istanbul, namun kebanyakan masjid-masjid besar memiliki 4 menara. Sementara itu masjid Al-Azhar di Kairo memiliki 3 menara dari periode yang berbeda. Kebanyakan masjid-masjid di negara bagian Timur dan Turki memiliki 2 menara, dan hampir semua mesjid setidak-tidaknya memiliki satu menara.Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan Masjid 3 Pintu di Qairawan sama sekali tidak mempunyai menara.
 
Menara masjid merupakan bagian yang paling menakjubkan dari bangunan suatu masjid selain bentuk kubahnya. Menara masjid bukan hanya memiliki makna sebagai simbol arsitektur Islam namun lebih daripada itu ia adalah sebagai sebuah simbol yang mengekspresikan pemberian posisi yang tertinggi untuk pendeklarasian dan penguatan iman, yakni ”Syahadatain”. Deklarasi bahwasanya “Hanya Allah yang Maha Besar dan Tidak Ada Tuhan Selain Dia, dan Muhammad (Saw) adalah Utusannya”, sisanya adalah pengakuan keseharian daripada seorang Muslim.Pada masa sekarang sudah banyak digunakan loudspeaker atau pengeras suara yang diletakkan di luar masjid ataupun di menara untuk membuat suara adzaan lebih jauh jangkauannya, sedangkan adzan dapat dikumadangkan dari dalam masjid. Adzaan juga dapat kita dengarkan melalui media elektronik seperti televisi dan radio.Demikianlah uraian tentang Menara Masjid Sebagai Simbol Ideologi Islam dari www.dianovaanwar.blogspot.com, semoga bermanfaat bagi anda.(Gbr.kanan atas:Menara Masjid Wangen Bei yang berbentuk pensil, di Swiss)
 


 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar