Written By: Dr.Dianova Anwar
Sebagian orang menjadikan hari ulang tahunnya sebagai saat untuk mengintrospeksi diri, dan ada pula sebagian yang lain menjadikan tahun baru Hijriyah maupun tahun baru Masehi sebagai waktu yang tepat untuk mengkaji diri, apa yang telah diperbuat selama setahun sebelumnya, dan berharap ditahun yang akan datang menjadi lebih baik lagi (QS.59: 18). Namun tidak ada salahnya, bila kita menjadikan Ramadhan,bulan yang suci ini sebagai moment untuk bermuhasabah.
Muhasabah atau introspeksi diri adalah menghitung-hitung,mengkaji diri atas segala amal ibadah yang telah kita lakukan. Muhasabah di bulan Ramadhan adalah menjadikan bulan ini sebagai saat untuk merenung, mengingat-ingat apa yang telah kita perbuat selama setahun, apakah lebih baik atau lebih buruk dari Ramadhan yang lalu.Seyogyanya, bulan ibadah ini dijadikan acuan atau barometer dalam beribadah dan beraktifitas untuk 11 bulan setelahnya; dimana di bulan yang penuh ramhat ini kita sanggup menahan diri untuk tidak mencari-cari kesalahan orang lain, untuk tidak menceritai aib orang lain, untuk tidak berdusta dsb yang dapat mengurangi pahala puasa kita. Di bulan Ramadhan pula kita sanggup membaca Al-Qur’an hingga khatam 30 juz, sholat berjama’ah di mesjid dan menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan berbagai aktifitas seperti sholat qiyamul-lail dan tadarus Al-Qur’an. Namun, bagaimanakah pasca Ramadhan? Apakah kita masih sanggup menahan amarah, masih melangkahkan kaki ke mesjid senantiasa atau menahan lidah dari menggunjing perihal orang lain? Dan apakah kita sanggup membaca Al-Qur’an hingga khatam sebagaimana yang kita kerjakan sewaktu bulan Ramdhan? Jika kita masih membaca Al-Qur’an di luar bulan Ramadhan dengan kuantitas yang tidak serupa dikarenakan kesibukan, masih bisa ditolerir, namun ada sebagian kaum muslimin, jangankan membaca Al-Qur’an per-lembar atau per’ain perhari, membukanya pun tidak selama setahun, hingga tanpa terasa bulan Ramadhan berikutnya sudah tiba. Sebaliknya, tidak sedikit dari kaum muslimin yang mengalami perubahan setelah Ramadhan usai. Mulanya tidak rajin sholat ke mesjid, menjadi rajin, mulanya tidak rajin membaca Al-Qur’an menjadi rajin membaca Al-Qur’an, dan mulanya suka bertengkar menjadi sanggup menahan amarah, menahan lidah dan menjadi lebih sabar. Ia menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga Allah memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa, sebagai akhir tujuan dari puasa itu sendiri (QS.2: 183).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar