www.dianovaanwar.blogspot.com Nama Dzulqarnain dapat kita temukan dalam Al-Qur’an Surah al-Kahfi, dimulai dari ayat 83 yang berbunyi,”Dan mereka bertanya kepadamu (Muhamamad) tentang Dzulqarnain, katakanlah,’Akan kubacakan kepadamu kisahnya”.
Dzulqarnain dalam bahasa Arab memiliki arti ‘yang memiliki dua tanduk’.Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa Dzulqarnain adalah julukan yang diberikan Allah kepada seorang hambanya yang sholeh, yang mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka tetap ingkar, malah memukul tanduknya-qarnun yaitu rambut kepala yang diikat-sebelah kanan, hingga ia mati. Kemudian Allah menghidupkannya kembali. Sekali lagi,tanduknya dipukul yang sebelah kiri, ia mati lagi. Kemudian Allah menghidupkannya kembali dan memberinya julukan “Dzulqarnain, pemilik dua tanduk, dan memberinya kekuasaan.
Nama asli Dzulqarnain masih diperdebatkan sampai sekarang.Menurut kisah dari Ubaid bin Umar (tokoh dari kalangan tabi’in) bahwa Dzulqarnain adalah sepupu Khidr dari pihak ibu, bertepatan dengan masa Ibrahim dan Luth. Disebutkan pula Khidr adalah penasehatnya di bidang agama. Menurut sebagian sejarawan muslim, nama asli Dzulqarnain adalah Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar bin Ifraiqisy dari kerajaan Al-Jumairiyah (115 SM-552M) dan kerajaannya disebut Ath-Thababiyyah. Wisno Sasongko dalam bukunya yang berjudul ‘Jejak Ya’juj Ma’juj’ menyebutkan bahwasanya nama asli Dzulqarnain adalah Abdullah bin Adh-Dhahhak. Namun semuanya sepakat bahwasanya ia adalah seorang raja yang shalih,adil dan memiliki kekuasaan yang terbentang dari timur hingga ke barat.
Dalam ayat-ayat selanjutnya di Surah al-Kahfi disebutkan tentang perjalanan Dzulqarnain.”Dia melihat matahari terbenam di laut yang berlumpur hitam (QS.Al-Kahfi: 86)”, maksudnya adalah ia telah menempuh perjalanan hingga batas terjauh wilayah Afrika. Disini ada yang Muslim ada yang kafir, ada yang berbudi dan ada yang jahat.Selanjutnya,”Kami berfirman,”Wahai Dzulqarnain kamu boleh menyiksa atau berbuat baik pada mereka” (QS.Al-Kahfi: 86). Dia (Dzulqarnain) berkata,”Barangsiapa berbuat zhalim,kami akan menghukumnya, lalu dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, kemudian Tuhan mengazabnya dengan azab yang keras. Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya peerintah kami yang mudah-mudah” (QS.Al-Kahfi: 87-88). Ini menunjukkan bahwa dia adalah seorang raja yang adil dan shalih.
”Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain) (Al-Kahfi: 89). Maksudnya, setelah penduduk daerah barat yang ditemuinya itu tunduk sampailah ia di suatu daerah di tepi Lautan Teduh, yaitu di sekitar wilayah Cina. “Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari (sebelah timur) didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya matahari itu) (Al-Kahfi”:90). Maksudnya mereka tidak mempunyai sesuatupun yang dapat melindungi mereka dari sengatan matahari, baik pakaian maupun tempat tinggal, artinya dia mendapati suatu bangsa yang hidup di daerah pedalaman, sebelah timur, terpencil dan terasing seperti binatang-binatang liar yang berlindung di gua-gua, jauah dari hubungan dengan manusia lain. Dengan kata lain, Dzulqarnain telah tiba di suatu daerah yang belum pernah didatangi penjelajah manapun.
“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi) (Al-Kahfi:92), yaitu jalan ke arah utara. “Hingga apabila ia sampai di antara dua gunung, didapatinya dibelakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan. Mereka berkata,”Wahai Dzulqarnain! Sungguh, Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi” (Al-Kahfi: 93-94). Ya’juj dan Ma’juj adalah berasal dari keturunan Yafuts bin Nuh.
“Maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka? Dzulqarnain berkata, apa yang dianugerahkan Rabbku kepadaku adalah lebih baik (Al-Kahfi:94-95)”…maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat), agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka (Al-Kahfi:95). Maksudnya bangunan besar ini sangat memerlukan banyak tenaga manusia. Setelah itu dia menerangkan kepada mereka tentang cara atau alat-alat yang digunakan…”berilah aku potongan-potongan besi! Hingga ketika potongan besi itu telah terpasang sama rata dengan kedua puncak gunung itu. Dzulqarnai berkata,tiuplah api itu! Ketika besi sudah menjadi (seperti) api, ia pun berkata,”berilah aku tembaga (mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu)” (Al-Kahfi: 96)
Dalam ayat ini dikisahkan bahwasanya Dzulqarnain memerintahkan untuk menggunakan tembaga yang dicairkan melalui pembakaran, lalu dituangkan ke atas potongan besi, sehingga merekatkan satu sama lain dan bersambung keapda kedua gunung itu. Dengan begitu tercapailah tujuan untuk menahan Ya’juj dan Ma’juj.”Maka mereka (Ya’juj dan Ma’juj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat pula melubanginya” (al-Kahfi: 97). Maksud mendaki adalah memanjat, artinya Ya’juj dan Ma’juj tidak dapat memanjatnya.”Dzulqarnain berkata,”ini adalah rahmat dari Rabb-ku” (al-Kahfi: 98); maksudnya apa yang dilakukannya merupakan taufiq dari Allah untuk mengerjakannya. Dia merahmati kalian untuk melindungi kalian dari kemudharatan Ya’juj dan Ma’juj dengan semua sebab yang kalian sendiri tidak mampu mewujudkannya. “Maka apabila sudah datang janji dari Rabb-ku, maka Ia akan menghancurluluhkannya (Al-Kahfi: 98). Artinya pembatas besi raksasa ini adalah hanya sementara. Maka jika sudah tiba masanya Allah takdirkan, berbagai jalan kekuatan,berbagai peralatan,berbagai penemuan yang memungkinkan Ya’juj Ma’juj menyerbu wilayah bangsa-bangsa di sekitarnya. Bahkan mereka akan menyebar dari timur ke barat. Sebagaimana Allah terangkan pula dalam Surah yang lain, “Hingga apabila (tembok) Ya’juj dan Ma’juj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi” (Al-Anbiya: 96). Daerah tembok besi ini disepakati oleh para ahli tafsir dan sejarawan Islam adalah suatu daerah dataran tinggi sampai laut sebelah timur dan barat daerah Turki. Namun yang menjadi perselisihan adalah apakah rangkaian gunung-gunung itu termasuk gunung Kaukasus atau yagn lain di daerah Azarbeijan. Atau gunung lain yang bersambung dengan tembok besar Cina di wilayah Mongolia. Karenanya ada sebagian pendapat mengatakan bahwasanya Ya’juj dan Ma’juj adalah orang-orang bangsa Tar-tar Mongolia yang pernah mengadakan ekspansi besar-besaran.Ada juga yang mengatakan tembok besi Dzulqarnain ini berada di negara Armenia berbatasan dengan wilayah Georgia, Turki, Azarbeijan dan Iran.Sehingga menyatakan, bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa yang mendiami daerah sekitar wilayah Asia-Eropa (bekas negara Soviet) ini. Wallahu’Alam. www.dianovaanwar.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar