Written By: Dr.Dianova Anwar
Al-Qur’an merupakan kalam Allah atau firman-firmanNya yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw melalui perantaraan malaikat Jibril.Al-Qur’an bukan hanya sebagai acuan atau petunjuk serta sumber utama dalam ajaran Islam,namun ia juga merupakan penawar atau obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS.Al-Isra’:82).Oleh karenanya bila hati resah gelisah dan tersandung suatu masalah,insya Allah hati menjadi tenang dengan membaca Al-Qur’an.
Banyak hadits-hadits shahih yang menguraikan tentang keutamaan membaca,mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an.Salah satu diantaranya adalah,”Dari Utsman bin ‘Affan r.a,ia berkata: Rasulullah Saw bersabda;”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR.Bukhari). Membaca Al-Qur’an bukan hanya mendatangkan pahala bagi orang yang dapat membacanya dengan lancar,namun juga bagi mereka yang membacanya dengan terbata-bata,malah orang-orang yang membaca al-Qur’an dengan terbata-bata mendapat dua pahala.Satu huruf dari Al-Qur’an yang dibaca maka untuk yang membacanya satu kebaikan,dan satu kebaikan digandakan menjadi sepuluh kali lipat (Lih.entri 1 bernilai 10).
Bunyi haadits di atas yang menyebutkan bahwasanya sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya,menunjukkan bahwa setelah seorang Muslim mempelajarinya,maka hendaknya ia mengajarkannya kepada orang lain; ini berarti ilmu yang diperolehnya bukan hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri,namun juga bermanfaat bagi orang lain.
Dalam hadits yang lain Rasulullah memberikan gambaran akan tipe-tipe orang yang membaca dan tidak membaca Al-Qur’an.Dari Abu Musa Al-Asy’ari r.a,ia berkata,”Rasulullah Saw bersabda:”Perumpamaan orang beriman yang membaca Al-Qur’an seperti buah Utrujjah,baunya harum,rasanya manis;dan perumpamaan orang yang beriman tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma,tidak ada bau,rasanya manis; dan perumpamaan orang munafiq yang membaca Al-Qur’an seperti buah Raihana,baunya harum,rasanya pahit; dan perumpamaan orrang munafiq yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah Handzolah,tidak ada bau,rasanya pahit” (HR.Muttafaq ‘Alaih).
Mempelajari Al-Qur’an hingga kita tahu bagaimana membacanya dengan benar menurut tajwid tidak mengenal batas usia.Pada tingkat ini saja, kita sudah dapat mengajarkannya kepada orang lain.Bila kita dapat menghafalnya,menerjemahkannya bahkan menafsirkannya maka menjadi lebih baik,sehingga dapat membantu peng-aplikasiannya di dalam kehidupan.Iri adalah sifat yang tidak boleh dimiliki oleh seorang mukmin,namun ia dibenarkan pada dua hal.Dari Ibnu Umar r.a dari nabi Saw,ia bersabda: “Tidak dibenarkan iri hati kecuali kepada dua orang;seorang lelaki yang dikaruniai Allah hafalan Al-Qur’an maka ia membacanya sepanjang malam dan siang,dan seorang lelaki yang diberi Allah harta lalu ia menginfakkannya sepanjang malam dan siang” (HR.Muttafaq ‘Alaih).Untuk itu,yuk,kita berlomba-lomba mempelajari Al-Qur’an,dan berlomba-lomba pula untuk mengajarkannya terutama kepada orang-orang terdekat kita,seperti anak,suami atau isteri.Untuk mempelajarinya tidak ada kamus malu! Justru kita malu bila kitab yang menjadi tuntunan hidup kita tidak dapat kita baca,malah orang yang beragama lain dapat membaca dan mempelajarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar