Menjelang Sholat subuh,setelah menghabiskan malam yang cukup panjang di Sepang International Airport, aku bergegas menuju ke counter Oman Airlines untuk mengambil Boarding Pass ku ke Muskat (Oman) dan ke Riyadh (KSA). Ketika aku hendak menghangatkan badanku dengan secangkir teh panas di salah satu restaurant cepat saji airport, secara tak sengaja aku bertemu dengan seorang gadis mungil yang baru tiba dari Sydney,Australia. Gadis itu bernama Mariana,dan ia hendak pulang kampung, ke Penang katanya.
Kami duduk direstaurant sambil menunggu azan Subuh tiba, dengan teh susu panas ditangan kami masing-masing. Rupanya Mariana bekerja di Australia sebagai penanggung jawab asrama untuk Mahasiswa/I asing di salah satu universitas di sana. Orangnya manis,bersahaja dan santun.Kami saling bertukar cerita dan sholat Subuh bersama. Mariana adalah gadis termanis yang pernah aku jumpai sepanjang perjalananku ke Riyadh, kesantunannya membuat ia terlihat jauh lebih muda dari umur yang sebenarnya. Kata terakhirnya, “Kakak,hati-hati yè…,sampai berjumpè lagi….”.
Wanita Sholehah Yang dengan Suamiku Se-negara
Aku duduk di gate penerbangan ke Muskat. Penerbangan ke dari Kuala Lumpur ke Muskat memakan waktu hampir 6 jam.Menjelang Boarding Pass time, tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian khas Saudi Arabia menghampiriku.Semula, ia berbahasa Inggris menanyakan nomor gate yang akan dimasukinya,selanjutnya ketika kutanyakan namanya, ia jawab ia tidak bisa berbahasa Inggris. Aku bilang, bisa bahasa Arab? Jawabnya tentu. Dari perbincangan kami,aku tahu ia telah menetap di Saudi Arabia selama 30 tahun mengikut suaminya, namun ia dan suaminya berkebangsaan Sudan. Ia datang ke Kuala Lumpur untuk melihat anak perempuannya yang baru saja melahirkan seorang bayi perempuan . Anaknya menikah dengan seorang dokter dan menetap di Kuala Lumpur. Ini adalah kali pertama ia ke Malaysia. Walau nomor kursi kami tidak bersebelahan di pesawat, Alhamdulillah kami bisa duduk berbarengan, mulai dari KL ke Muskat dan dari Muskat ke Riyadh. Sehingga sepanjang perjalananku tidak membosankan, dikarenakan ada teman mengobrol dan bercanda. Sudan tentu semua kemudahan yang didapat adalah karuniaa dari Allah, diantaranya dengan menggerakkan hati sang penumpang yang seyogyanya duduk bersebelahan denganku yang bersedia untuk berpindah tempat duduk. Wanita ini sholat Subuh di dalam pesawat dengan bertayamum,mungkin tempat tinggal anaknya agak jauh dari airport,sehingga ia datang pas di waktu keberangkatan.
Tiba di Muskat si wanita Sudan ini meminta tolong padaku bagaimana caranya menggunakan telepon airport untuk telpon internasional. Ia ingin menelepon anaknya di KL dan suaminya di KSA. Ia beli kartu telpon dan kutelponkan untuknya. Ia bercerita kepada anak dan suaminya tentang pertemuannya denganku,katanya, dia bahagia bisa bertemu dengan orang Indonesia yang bersuamikan orang Sudan dan dengan satu tujuan pula. Habis menelpon, ia memintaku untuk menelpon suamiku, aku bilang nggak usah, karena Insya Allah nggak berapa lama juga akan ketemu; tapi dia memaksa.Akhirnya aku menelpon suamiku dan aku memperkenalkannya kepada suamiku. Suamiku senang bukan kepalang,sebab semula ia memikirkan perjalananku yang cukup lumayan panjang dan betapa boringnya sendirian, tapi begitu ia tahu ada seorang wanita Sudan yang menemaniku,rasa khawatirnya hilang.Sebab kami cukup lama transit di Muskat sebelum terbang ke Riyadh, lebih kurang sekitar 10 jam. Wanita itu mengajakku untuk beristirahat di musholla Oman International Airport;setelah kami mendirikan sholat Jama’ Qashar, kami tidur sejenak. Tapi mata ini tak dapat terpejam. Wanita tadi tidur dengan lelapnya…..Ketika bangun, ia membaca Al-Qur’an, sementara itu aku masih mencoba untuk tidur,karena dari Medan ke Kuala Lumpur,istirahatku awut-awutan.Ibarat tidur ayam. Di Kuala Lumpur mushollanya tidak dibentangi karpet dan dilarang untuk tidur di musholla.Selesai kami sholat Maghrib dan Isya di Jama’ qasharkan kamipun bergegas menuju ke gate penerbangan Riyadh. Wanita itu memberikan sisa kartu telponnya dan sisa uang Riyal Omannya kepada seorang gadis Pakistan.Wanita sholehah itu bernama Ummal Husain…………
Si Cantik Humairah
Tak lengkap rasanya kalau tak kuceritakan gadis Pakistan yang cantik ini. Sesuai namanya Humairah, wajahnya juga kemerah-merahan bagai buah delima. Nama kesayangan yang diberikan Rasulullah kepada istri kesayangannya, Aisyah.
Humairah pertama kali kudapati di musholla Oman International Airport. Gadis Pakistan ini, seperti layaknya gadis India Muslim yang aku kenal, bisa berbahasa Inggris dan Urdu.Hanya saja fisiknya sangat ideal; tinggi semampai, berkulit putih dan berhidung mancung dengan alis mata bak semut berjalan beriringan. Persis kayak artis India, hanya saja tanpa make-up. Kalau jadi pramugari,udah pas lah itu.Satu kata terucap dari bibirku : Subhanallah! Sungguh luar biasa ciptaan Allah. Orangnya supel dan tidak sombong. Ia telah berada di musholla airport Oman sudah semalaman,dikarenakan ketinggalan pesawat penerbangan ke Lahore dari Muskat pada pukul 1.30 dini hari. Ia sangka akan berangkat sekitar pukul 2.30 seperti layaknya orang India yang suka delay atau janji karet. Tapi Alhamdulillah, untungnya Oman Airlines bersedia memberi ganti boarding passnya untuk penerbangan yang berikutnya. Karena seperti diungkapkannya, dia sudah tidak ada uang lagi untuk membeli tiket.
Kami, aku dan Ummal Husain menemani Humairah ketika ia hendak mengambil boarding pass nya dan ketika ia hendak menukar uang. Katanya, “I’m very hungry, I haven’t had my breakfast since this morning”. Keluarganya dari Pakistan berganti-ganti menelponnya dari Pakistan,mereka sangat mencemaskannya. Diakhir cerita kami berpisah, aku dan Ummal Husain bertolak ke Riyadh di waktu maghrib, sedangkan Humairah kami tinggalkan dengan beberapa wanita Iran di musholla sampai penerbangannya di esok hari.Aku,Humairah dan Ummal Husain sama-sama bahagia, karena kami pernah berjumpa……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar